Suatu kali kami bertanya kepada beberapa insinyur terbaik dari industri hi-fi Inggris, apakah benar bahwa suara khas Inggris itu ada? Kalaupun ada, suaranya yang (ideal) seperti apa?
“Accurate, faithful and true (akurat, apa adanya, alami),” demikian kata Nick Clarke, direktur teknik di Arcam, ketika kami bertanya kepadanya tentang suara ‘khas British’ ini. “Saya tidak mengasosiasikannya dengan suara yang seperti itu, yang jelas peralatannya seperti apa harus terlihat di musiknya. Jika tidak, itu berarti belum dirancang dengan benar, ”tambahnya. “Reproduksi yang sederhana, asli, dan jujur(apa adanya) di seluruh bandwidth,” kata Craig Milnes, salah satu pemilik sekaligus direktur desain Wilson Benesch. “Akurat, alami, secara tepat mereproduksi rekaman asli,” kata Matt Bartlett, direktur pelaksana Chord Electronics. Jadi, bak tugas sebuah gelas yakni membawa air dari meja ke bibir Anda – tanpa dia mengubah rasa atau mewarnai cairan dengan cara apa pun – sistem hi-fi Anda harus sesuai dengan namanya – menyampaikan isi rekaman seperti apa adanya.
Walau kita lihat betapa mulianya tujuan itu, apakah memakai analogi segelas air ini benar-benar tepat? Dibandingkan dengan pemutar, amplifier dan speaker, sebuah kaca tentu merupakan elemen yang jauh lebih sederhana. Dia tidak mengenal apa yang namanya kebocoran, mechanical loss, ketidakmurnian dalam konversi digital ke analog, pemisahan aliran sinyal menjadi frekuensi yang berbeda atau masalah resonansi yang tidak diinginkan.
Saat membuat peralatan hi-fi, ada batasan dan kompromi yang harus dibuat. Ini karena membuat alat yang menghasilkan rekaman suara seperti aslinya, benar-benar murni, hampir tidak mungkin. Prinsip Suara “Anda tentu akan memilih bahan terbaik untuk setiap elemen yang diperlukan, yang bisa dijangkau untuk setiap titik harga tertentu, kemudian gunakan bahan tersebut sebaik baiknya demi mencapai kinerja terbaik, ”kata Roy Gandy, pemilik dan salah satu pendiri produsen turntable Rega. “Saat memainkan piringan hitam, mau tak mau melahirkan getaran. Getaran ini terbaca juga oleh cantilever dan stylus. Tetapi tetap dia ingin menyelesaikan tugasnya dengan sebaik baiknya yakni menampilkan suara aslinya dengan sesedikit mungkin suaranya melenceng ”tambahnya. “Beberapa pabrikan mungkin menggunakan sub-sasis untuk menghilangkan kebisingan motor – namun kami tidak melakukannya karena kami pikir itu merusak kinerja.
Melakukan hal itu saja akan menambah frekuensi alami suspensi itu sendiri dan harmoniknya; Sering kali merupakan kehangatan yang menyenangkan”tambahnya. Mungkin kita semua sudah terbiasa dengan Dan Sung menanyakannya ke para ahli dunia hifi audio SUARA HIFI ALA INGGRIS APA BENAR ADA? BRITISH HI-FI www.whathifi.id 39 mendengarkan suara dengan memakai bumbu penyedap saat dengar audio. Tetapi itu tidak berarti tidak ada yang namanya suara hi-fi Inggris. Hanya karena tidak ada insinyur audio Inggris yang berjuang di bidang audio, tidak berarti bahwa tidak ada suara khas negeri ini. sama seperti beberap negeri diluar Inggris(Eropa) yang punya suaranya masing masing. Ambil contoh Marantz – bukan perusahaan hi-fi Inggris, tentu saja, tetapi untuk model tertentu, suaranya seperti khas Inggris. Lihat pemutar seperti CD PM6006 dan CD6006 yang pernah menyabet penghargaan dari WhaHifi. Jika memang tidak ada suara Inggris yang dapat diidentifikasi, mengapa Marantz seperti repot-repot memberikan nuansa demikian? “Kami melakukannya sebagian karena kecintaan pada stereo di Inggris,” kata Roger Batchelor, spesialis produk di Sound United. “Dibandingkan dengan Eropa atau Amerika Serikat, persentase amplifier multi[1]channel yang dijual di Inggris lebih rendah. Selain itu, ada permintaan di sini untuk produk kelas budget tetapi dengan kinerja tinggi dan desain yang sederhana dan lugas, di mana kualitas suara adalah prioritas pertama dan utama.”tambahnya. Lalu apa sebenarnya kualitas suara itu?
Menurut Bachelor dan rekan-rekannya di Denon dan Marantz, ini adalah keseimbangan keseluruhan yang hangat dan alami; bass yang akurat dan bersih; dan stereo imaging yang lebar dengan kedalaman dan ketinggian yang baik. Secara musikal dia menyenangkan untuk didengarkan dengan mengutamakan keterlibatan emosional ketimbang resolusi detail yang murni. Inilah suara yang ditambah rasa ritme dan dinamika yang baik yang akan menarik pendengarnya. Tuntutan pasar Tentu saja, stereo audio itu bicara tentang timing, dinamika dan keseimbangan nada. Poin ini banyak dikejar oleh pemain maupun produsen di produknya. Namun, kini ada lagi tuntutan lainnya, khususnya ketika terkait dengan urusan bass(frekuensi rendah).Peter Comeau, direktur desain akustik untuk IAG (yang memakai Wharfedale, Quad, dan Mission di antara merek[1]mereknya) mengatakan bahwa justru ketika dia meninggalkan Inggris, baru dapat memahami bagaimana jenis suara tertentu ini yang kemudian oleh orang banyak ditandai sebagai suara ala Inggris (British sound). “Saya mulai mendengar produk hi-fi Amerika pada akhir 1960-an dengan menikmati desain suara dari Acoustic Research, Marantz, dan JBL. Speaker Amerika rata rata memiliki keseimbangan nada yang berbeda dengan speaker yang dirancang Inggris, dimana bassnya lebih gemuk. Dia juga lebih bisa ‘menghadirkan’ penyaji (baca : presence) dan menampilkan rentang harmonik yang baik di vokal, string, dan instrumen tiup”katanya. Menurut Comeau, ada perbedaan suara pada desain speaker di AS, dimana bila di sisi timur benua ini ada merk seperti Acoustic Research dan di barat ada JBL. Banyak komentator AS menemukan gaya Brisith ini kesannya agak hangat dan datar. Warna ini memang banyak dipengaruhi musik pop di Inggris pada 1960-an dan 70-an. “Jika Anda memainkan rekaman The Beatles, suara mid-atasnya cenderung melengking terlalu berat di telinga saat menggunakan JBL,” kata Comeau. Mungkin juga, akar suara British beranjak lebih jauh lagi dari tahun 60-an ke era di BBC. BBC menciptakan fasilitas penelitian dan pengembangannya sendiri untuk teknologi televisi dan radio, dimana darinya muncul kemajuan seperti berupa stereo Nicam, audio digital, dan speaker monitor. “BBC adalah yang pertama meneliti speaker secara holistik, termasuk unit penggerak, lalu pemahaman akan resonansi kabinet, dan liniaritas fase crossover,” kata Lee Taylor, mantan insinyur suara BBC dan pendiri Leema Acoustics. “Perangkat yang dihasilkan, seperti speaker BBC LS3/5a, masih tak tertandingi dalam banyak hal”katanya. Saat kami setengah memaksanya untuk menyebutkan produk yang paling menggambarkan warna Inggris, beberapa orang yang kami wawancarai menyebut LS3/5a.
Monitor studio kecil ini dikembangkan untuk van saat siaran luar untuk memastikan kualitas suara siaran yang baik. “Suara yang sopan, halus, menyenangkan, tidak kontroversial; loudspeaker dengan respons frekuensi datar,” demikian pendapat Roy Gandy dari Rega mendeskripsikan speaker ini. Ada lisensi yang diberlakukan bagi mereka yang ingin memproduksi speaker ini di bawah merek seperti Rogers dan Spendor, dimana salah satu standarnya adalah suaranya harus seimbang dan netral. “Bagi saya, hi-fi Inggris adalah cerita tentang petualangan. Disini ada para pionir yang memimpin dunia dalam pengembangan suara dengan tingkat ketelitian tinggi,” kata Peter Thomas, pendiri dan ketua PMC. Dari pendapat mereka, maka terjawablah sudah bahwa suara (khas) Inggris ini benar benar ada. Ini bisa kita rasakan ketika menikmati merk merk hi-fi Inggris seperti misalnya B&W, Linn, Mission, KEF, Arcam, Rega, Naim, dan lainnya, dimana disatu sisi mereka berusaha saling mengungguli tetapi di sisi lain, punya kesamaan karakter dan warna suara walau tidak sepenuhnya.