kontak

Kami ngobrol dengan Gary Geaves, Vice President of Acoustics dari Apple,bicara tentang AirPods 3

Anda mungkin tak mengenal Gary Geaves. Tetapi ada jutaan orang di seluruh dunia mengenal karyanya. Sebagai Wakil Presiden bidang Akustik di Apple, ia memimpin tim yang sebagian besar bertanggung jawab atas semua produk audio Apple – tak terkecuali komponen audio yang ada di dalam produk seperti iPhone dan iPad.

Cukup menyenangkan kami saat berbicara dengan Geaves yang terbilang sangat antusias, dan What Hi-Fi? pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini dengan mendalami informasi darinya dan juga dari Eric Treski Produk Marketing Team. Kami segera mengatahui bagaimana sebagian besar pekerjaan perancangan AirPods 3 baru berkisar pada bagaimana memecahkan masalah yang muncul saat ingin menghasilkan headphone in-ear nirkabel murni yang menjejalkan ke dalam bentuk kecil teknologi generasi berikutnya seperti Spatial Audio. Selain itu juga bagaimana meningkatkan kualitas suara tanpa menggunakan desain yang mengisolasi kebisingan. Geaves dan timnya berusaha keras untuk mengatasi rintangan yang ada, seperti yang akan kita lihat nanti.


Orang yang memimpin tim di balik perangkat kecil seperti AirPods ini memiliki latar belakang di industri hi-fi Inggris, terutama di Bowers & Wilkins. Sebelumnya Geaves mempelajari akustik komputasi. Dia bergabung dengan Apple sekitar sepuluh tahun yang lalu, lalu seperti yang dia katakan, dia “lebih fokus pada audio”.

Kami terakhir bertemu Geaves dalam tur ke lab timnya di Cupertino tepat saat hangat-hangatnya peluncuran HomePod pertama (sekarang dihentikan) pada tahun 2018. Kami bisa merasakan bagaimana obsesifnya Acoustic Team dari Apple selama kunjungan itu. Tentu saja tidak mengherankan bila Apple ‘bersedia’ menghabiskan dana yang tidak kecil untuk membuat produk-produknya. Akan tetapi orang-orang yang kami temui dan fasilitas yang kami lihat menunjukkan bagaimana sangat seriusnya mereka memecahkan masalah keakustikan. Ini tentu suatu hal yang sangat bagus mengingat masalah yang disajikan oleh AirPods 3

Tantangan di dunia headphone
Kami menyukai headphone yang terbuka dan tidak terisolasi. Kecuali tentu saat kita tengah menaiki pesawat, kereta api, bus, atau bila lingkungan kita berisik dengan rekan yang mengobrol.
Apa yang disebut mode ‘Transparency’ dari AirPods Pro dan Max sangatlah mengesankan (seperti juga banyak fitur serupa yang ditawarkan oleh noise cancelling saingannya) tetapi tidak pernah terdengar sealami desain terbuka yang sebenarnya. Terlebih lagi, headphone in-ear yang berada di luar saluran telinga praktis lebih nyaman daripada headphone yang dipasang di dalamnya.
“Kami mulai dengan melihat lebih dekat pada kekuatan AirPod versi original,” kata Geaves, “dan kami tahu banyak orang sangat menyukai open fit yang mudah digunakan, tidak menempel di saluran telinga Anda dan bersandar dengan nyamannya pada telinga. Kami tidak membuatkan segel membuat segel, walau banyak orang menyukai segel, melainkan menciptakan tantangan bagi tim audio.”


Tantangan terbesar menurutnya adalah tidak ada dua telinga yang sama – setiap orang memiliki kecocokan yang unik, dan artinya suara yang didengar orang akan sangat berbeda, terutama bass.
“Di sinilah Adaptive EQ, yang pertama kali diperkenalkan dengan AirPods Pro – berperan besar. “Kami telah menambahkan mikrofon yang menghadap ke dalam,” kata Geaves, “yang terus memantau apa yang sedang dimainkan oleh speaker dan menyetel bass dan, untuk sampai batas tertentu, frekuensi menengah juga, demi memberikan respon frekuensi yang benar-benar konsisten terlepas dari tingkat kecocokan yang didapat setiap orang. Idenya adalah bahwa setiap orang mendengar musik dengan cara yang sama, dan cara yang dimaksudkan artis”katanya.

Intersection dari teknologi dan seni liberal
Jadi ingin bertanya, bagaimana Apple tahu seperti apa yang dimaksudkan artis? Geaves menjelaskan bahwa pendekatannya “dengan benar-benar mencoba dan menavigasi persimpangan antara seni liberal dan teknologi.”
Kerja bidang teknologi “dimulai dengan fondasi analitik yang kuat”, seperti yang dia katakan. “Selama bertahun-tahun kami telah melakukan pengukuran yang sangat ekstensif dan kami telah melakukan penelitian statistik mendalam untuk menginformasikan semacam respons target analitik akustik internal, dan kami menggunakannya untuk merancang perangkat keras.”
Data Apple kemungkinan akan jauh lebih maju daripada yang tersedia untuk rata-rata produsen headphone, tetapi Apple bertekad untuk tidak mengandalkan analitik saja.
“Kami benar-benar memahami bahwa mendengarkan musik adalah pengalaman emosional yang terhubung dengan orang-orang pada tingkat yang sangat dalam,” kata Geaves, “jadi dari penyetelan analitik kami bekerja sama dengan tim ahli yang terdiri dari pendengar dan pensetting yang kritis. Banyak dari mereka adalah orang-orang dari industri audio pro. Yang mereka coba lakukan adalah menyempurnakan suara untuk setiap produk, dalam hal ini AirPods, sehingga tidak saja akurat, tetapi juga menarik dan mengharukan.”

-bahasan lengkap, ada di edisi 12, WhatHiFi Indonesia cetak.

Info : 0818699474

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here