Whathifi.id – Inilah salah satu pertanyaan yang ada saat acara talk show WhatHiFi? Indonesia Corner, 30 Januari 2021 lalu dengan pembicara Hendranata Liem. Ungkapan di bawah ini adalah intisari pendapat bung Hendra menjawab pertanyaan di atas.
THX lahir diawali dengan bagaimana kecewanya seorang George Lucas saat menonton film di bioskop pada awal tahun 80-an. George menemukan masalah di bioskop yang membuat tampilan kurang hidup/melibatkan penontonnya. Misalnya projectornya terlalu gelap. Suara dari speakernya yang kurang standar.
Akhirnya George membuat sebuah referensi dengan nama THX (Tomlinson Holman eXperience) bersama partnernya, Tomlinsoh Holman. Dari situ mereka membuat sebuah base line referensi untuk bioskop sampai kemudian menyusul untuk home theatre (dan muncul kemudian di perangkat atau ruang lain, misalnya untuk car audio). Jadi yang mereka inginkan adalah bagaimana sutradara di ruangan mixing itu memixing film semaksimal mungkin hingga maksimal juga sampai ke konsumen. Jika tidak begitu. Ini sangat penting karena menurut mereka bila sang sutradara tidak melakukan hal ini dengan baik, maka tujuan sang sutradara bisa hilang.
Menurut Hendra, THX itu menjembatani antara sutradara dan penonton. Jadi dengan standar industri home theatre dalam format suara Dolby Atmos, dan lain lain format misalnya – mereka akan membantu kita seperti dalam hal menentukan ruang, memilih alat, peletakan dan kalibrasi – agar standar yang mereka bikin dari awal itu bisa terlaksana. Bila diterapkan dengan baik, maka dijamin mereka bisa merasakan dan mendengar sesuatu yang memang diinginkan sang sutradara film itu. Contohnya seperti jarak pandang antara kursi tonton dan layar. Apakah layar terlalu besar atau kecil? Bagaimana agar tidak terlalu gelap. Bagaimana layar cukup besarnya. Sebab bila terlalu besar, bisa bikin pusing. Sebaliknya, bila terlalu kecil, bisa kurang imersifnya. Dari sisi inilah perlu sebuah standar.
THX itu tidak hanya meliputi peletakkan, tetapi juga pemilihan perangkat. Untuk perangkat, ada perangkat yang sudah dilabeli dengan logo THX. Ada yang tulisannya THX Select, THX Ultra. THX Ultra 2 dan THX Select 2 . Juga ada THX I / S Plus.
THX Select misalnya, untuk ruangan kecil. Sedangkan THX Ultra untuk ruangan berukuran sedang. Ada lagi yang untuk kategori professional.
Bagaimana kalau sebuah produsen amplifier atau receiver atau speaker ingin alatnya mendapat label THX ini? Bisa saja, dengan menyerahkan ke dapur THX beserta spesifikasinya, untuk kemudian diuji oleh laboratorium THX. Ada sekitar 400 jenis test untuk bisa menentukan apakah alat ini layak menyandang label ini. Kalau layak, untuk ruangan yang seperti apa.
Adanya label ini juga semacam pengakuan dari THX bahwa spesifikasi yang dicantumkan oleh pembuatnya adalah benar. Ini karena banyak juga pembuat amplifier atau prosesor yang kurang jujur dalam menuliskan info spesifikasi sebenarnya, misalnya angka Watt dari powernya. Misalnya, ada sebuah power yang dikatakan bisa main di 7 channel, dengan besaran 200 watt perchannel. Tetapi jika kita lihat huruf kecil di bawah (yang mengatakan 200 watt itu kalau hanya untuk 1 atau 2 speaker saja yang bunyi). Saat dipakai main film, otomatis 7 speaker tidak bisa semuanya main di 200 watt, dan bila dipaksakan main, akau turun sampai 50 persen watt di tiap speaker.
(sekedar catatan tambahan redaksi : THX Ltd, adalah nama perusahaan di Amerika yang didirikan tahun 1983 oleh George Lucas, dan kini bermarkas di San Fransisco, California. Perusahaan ini mengembangkan standar reproduksi audio/visual high fidelity bernama THX. Standar THX ini digunakan untuk keperluan theatre film, ruang screening, home theatre, speaker komputer, gaming console, sistem audio mobil dan video game. Nama Tomlinson Holman disebut sebut sebagai yang ikut mengembangkan THX ini bersama George di perusahaan Lucasfilm milik George ini di tahun 1983, kala mereka mengusahakan agar soundtrack untuk film Star Wars ketiga, Return of the Jedi, bisa akurat saat direproduksi di Gedung Gedung theatre(venue) terbaik saat itu.
Demikianlah. Nama THX dipilih sebagai penghormatan George atas Tomlinson. Sedangkan huruf X yang tadinya dikira dimaksudkan sebagai singkatan dari kata ‘crossover’, ternyata berarti ‘experiment’.