kontak

Proyektor seringkali menempati urutan kesekian bila orang ingin membangun home theatre. Akan tetapi,  JVC DLA-NZ9 datang untuk meyakinkan bahwa proyektorlah yang harus diutamakan.  Ini adalah model kelas atas dalam jajaran proyektor 8K pertama di dunia yang dilengkapi dengan port HDMI 2.1 yang bermain di 48Gbps.

Itu berarti kita bahkan bisa memainkannya untuk gaming hingga 120fps pada resolusi 4K (atau 60fps pada 8K). Dan sudah pasti nantinya film 8K siap kita nikmati di bawah payung teknologi JVC D-ILA. JVC DLA-NZ9 tidak menyertakan pemancar 3D atau kacamata 3D. Tak masalahlah walau ini tentu sedikit menyedihkan.

KONTROL YANG PRESISI

Gunakanlah sebuah braket besar dan sangat kuat untuk memasangnya jika Anda berencana memasang di langit-langit atau dinding proyektor seberat 25,3kg ini. Banyak rak-rak AV kini rata-rata lebih dari cukup untuk bisa membopongnya dengan aman.

Dengan ukuran 23 x 50 x 53cm, ukurannya berbeda dari proyektor 4K new entry-nya JVC, dimana dia punya  kedalaman tambahan sekitar 3cm. Sementara ventilasinya ada di bagian depan mesin – seperti satu set insang baja. Disini anda perlu memperhatikan betul tentang aliran udara yang optimal, meskipun proyektor laser ini punya sistem pendinginan.

Ada empat kaki yang dapat disesuaikan  sudutnya demi mendapatkan gambar selurus mungkin. Ada juga banyak fleksibilitas dalam lensa zoom 2x bermotor penuh, yang dapat menggeser 100 persen dan mengesankan di kedua arah secara vertikal, dan 43 persen secara horizontal. Idealnya, penyesuaian tersebut harus digunakan hanya jika benar-benar diperlukan karena berdampak pada kualitas gambar.

Proyektor ini punya lensa optik kaca dengan kontras ultra-tinggi dan  dirakit menjadi tabung lensa aluminium  dengan diameter lensa yang lebih lebar (100mm. Lebih besar dibandingkan dengan yang 65mm) untuk mencapai kecerahan optik 3000 lumen  lebih tinggi.  Inilah yang  membuatnya mampu menghasilkan gambar hingga ukuran 300 inci. Bandingkan dengan NZ8 dan saudara kandung lainnya yang hanya sejauh 200 inci.

JVC menggunakan dioda laser Blu-escent miliknya sendiri sebagai sumber cahaya untuk proyektor NZ7, NZ8 dan NZ9. Dioda ini optimal bekerja hingga 20.000 jam. Ini berarti bila setiap hari anda menonton film selama  2,5 jam berarti diode ini terus bisa optimal selama 20 tahun.

Lebih penting lagi, outputnya dapat dikontrol secara presisi dengan cepat untuk memberikan jumlah kecerahan yang optimal untuk setiap frame. Itu merupakan bagian dari teknologi dynamic HDR d JVC, yang merupakan kuncinya, dimana NZ9, seperti hampir semua proyektor lainnya, tidak mendukung Dolby Vision. Menariknya, HDR10+ ada di dalamnya, bersama dengan HDR10 dan HLG.

Seperti biasa, teknologi panel proyektor D-ILA adalah inti dari mesin JVC ini. NZ9 menggunakan solusi tiga chip panel 0,69 inci yang memantulkan aliran cahaya merah, biru, dan hijau untuk menghasilkan gambar 4K.

LD BLU-Escent

Dua soket HDMI 2.1 48Gbps itulah yang akan menyediakan saluran untuk semua hiburan di proyektor ini. Meskipun tidak ada VRR atau ALLM yang dikenali untuk mendukung kemampuan frame rate beresolusi tinggi, JVC menyertakan mode Low Latency-nya sendiri, yang meminimalkan latensi sinyal ke apa yang digambarkan perusahaan ini sebagai sesuatu yang sangat kecil.

Namun, potensi 8K dari soket ini akan menarik bagi mereka yang ingin memanfaatkannya lebih ke nuansa sinematik. Seperti proyektor JVC D-ILA sebelumnya, NZ9 memiliki resolusi 4K native dan menggunakan teknologi pergeseran piksel e-shift  miliknya untuk membuat tampilan layar sebesar 7680 x 4320 bila diinginkan.

Ini bukan pertama kalinya JVC menggunakan trik ini. Di model sebelumnya, N9, memiliki panel yang dapat memindahkan gambar dengan cepat dalam dua arah diagonal sebesar 0,5 piksel untuk meningkatkan kualitas gambar Full HD dan 4K menjadi 8K. JVC telah mengambil satu tahap lebih jauh kali ini dengan e-shift empat arah di mana gambar bergerak ke atas, bawah, kiri dan kanan dengan tujuan meningkatkan kinerja 8K.

Dengan port HDMI 2.1 baru tersebut, NZ9 sekarang juga dapat menerima input video 8K. Masalahnya, tentu saja, bahan sumber 8K agak sulit didapat. Bahkan yang dapat ditemukan secara online di YouTube dan layanan streaming lainnya tidak dapat diakses karena proyektor JVC D-ILA tidak memiliki platform pintar bawaan, dan streamer media yang dapat dipasangkan HDMI konsumen tidak menghasilkan 8K.

(review lengkap, ada di edisi XII/III/2022 WhatHiFi Indonesia)

Info : 0818699474

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here