Dalam system home audio, istilah pre amplifier ini kadang digunakan untuk menerangkan perangkat yang hanya berpindah diantara aneka source line level yang berbeda beda, dan menggunakan sebuah control volume, sehingga tidak ada penguat nyata yang terlibat di dalamnya. Dalam sebuah system audio, amplifier kedua biasanya adalah sebuah power amplifier. Disini pre amplifier menyediakan gain tegangan (misalnya dari 10 milivolt ke 1 volt), tetapi tanpa gain arus (current). Sedangkan power amplifier menyediakan arus listrik lebih tinggi yang diperlukan untuk dapat mendrive speaker.Tetapi apa peran pre amplifier dalam sebuah system home audio? Mari menjawabnya dengan berpanjang panjang di halaman ini.
Karena ada kata ‘amplifier’ disana, maka pre amplifier ini merupakan salah satu komponen penguat sinyal. Sebuah amplifier dapat dibagi kedalam dua komponen utama, yakni pre amplifier dan power amplifier. Pre amplifier adalah komponen pemroses sinyal dari sebuah amplifier. Artinya, ini adalah bagiand ari amplifier yang memngkinkan ktia menghubungkan perangkat sumber suara (seperti tuner, pemutar CD, turntable) kepadanya. Pre amplifier ini juga merupakan bagian yang memungkinkan anda mengubah volume dan juga mengubah setting treble dan bass. Maka, ini adalah sebuah sakelar yang dilengkapi pot volume. Itu pre amplifier. Sedangkan power amplifier merupakan bagian dari amplifier yang bertugas mengontrol atau mendrive speaker.
Pre amplifier dalam sebuah casing terpisah nantinya akan membutuhkan sebuah power amplifier terpisah untuk dapat mendrive speaker. Sebuah amplifier yang memiliki bagian pre amplifier dan power amplifier di dalamnya, biasa disebut orang dengan nama integrated amplifier.
Konsep memisahkan antara pre amp dan power amp sebetulnya ingin mencari bagaimana agar sinyal yang mengalir ke system audio bisa memiliki kemurnian yang tinggi. Salah satu caranya adalah dengan memisahkan dua bagian dari amplifier tersebut. Dengan memisahkan pre amplifier dari power amplifier, maka kita dapat mengatur sinyal listrik dengan mendapatkan sinyal yang lebih murni, tanpa berisiko mengalami interferensi yang bisa datang dari sirkuit power amplifier yang dikenal punya tingkat noise lebih besar darinya. Para desainer pre amplifier seperti Naim Audio dan Nytech misalnya, melakukan cara dimana power supply dipisahkan ke casing lain untuk mengurangi noise di pre amplifier.
Pre amplifier ada yang pasif, ada yang aktif. Bila pre amp itu pasif, maka pre amplifier ini tidak terlalu perlu sebuah power supply karena komponen komponen (yakni sakelar dan sebuah potensiometer volume) telah dikontrol atau didrive secara langsung oleh unit pemutar atau source. Secara teori, pre amplifier seperti ini dikatakan yang lebih baik, tetapi pada kenyataannya, ada beberapa keterbatasan dari pre amplifier pasif yang lalu membuatnya relatif kurang disukai dan jumlahnya relatif sedikit.
Selain bisa dibagi menjadi tipe aktif dan pasif, pre amplifier pun bisa dibagi kedalam 3 jenis dasarnya, yakni :
- current-sensitive pre amplifier
- parasitic-capacitance pre amplifier
- charge-sensitive preamplifier
Bagaimana beda masing masing, bisa jadi panjang penjelasannya. Yang perlu kita fahami adalah, pre amplifier itu adalah amplifier elektronik yang menyiapkan sebuah sinyal listrik kecil untuk kemudian akan dikuatkan atau diproses. Sebuah pre amplifier didesain dengan sensor untuk mengurangi efek efek dari noise dan interferensi. Pre amplifier ini digunakan untuk memompa (boost) kekuatan sinyal melalui kabel kabel ke instrument tanpa menurunkan atau mendegradasi level SNR (Signal to Noise Ratio).
Noise memang menjadi salah satu yang mendapat perhatian besar dari pembuat sebuah pre amplifier. Menurut apa yang dinamakan dengan rumus Friiis, ketika gain dari pre amplifier berada pada posisi tinggi, SNR dari sinyal akhir akan ditentukan oleh SNR dari sinyal input dan tingkat noise dari preamplifier.
Maka, pre amplifier itu bisa saja ada di
*bagian dalam dari sasis amplifier
*dalam sebuah housing terpisah
*dekat sumber sinyal atau dipasang didalam unit sumber, seperti turntable, mikrofon atau instrumen musik.
Mengapa Perlu Memakai Pre amp?
Apa yang dikerjakan oleh pre amplifier? Sesuai namanya, maka kita bisa ketahui apa perannya. Seperti ditulis di atas, pre amplifier ini bertugas menyiapkan sinyal yang datang dari sebuah pick up atau mikrofon atau sumber lain untuk penguatan lebih lanjut.
Untuk dapat menjawab pertanyaan, apakah kita perlu atau tidak memakai pre amp, tentu sangat tergantung kepada output dari pick up atau mikrofon. Bila kita menghubungkan pick up langsung ke amplifier, lihatlah bagaimana suaranya? Apakah sinyal ini cukup keras? Apakah sudah balance? Apakah smooth? Jika jawabnya adalah ‘iya’, maka kita mungkin tidak memerlukan sebuah pre amplifier.
Melihat hal diatas, maka kita punya beberapa alasan mengapa kita menggunakan pre amplifier, yakni :
- pre amplifier dapat memompa atau boost sebuah sinyal berkekuatan rendah
- pre amplifier dapat membersihkan sebuah sinyal sehingga suaranya akan terasakan lebih baik dalam melewati amplifier.
- Pre amplifier juga dapat menyesuaikan sinyal (contohnya control volume atau ekualiser)
- Pre amp dapat menyatukan aneka sinyal menjadi satu kesatuan
Beberapa pre amplifier telah menyediakan suatu alat yang biasa disebut dengan sakelar fasa atau phase switch. Fasa bisa punya pengaruh yang sangat tinggi pada kualitas suara dengan membuat gelombang suara datang dari instrument dan output pick up dan tidak saling berinterferensi.
Satu hal yang harus diperhatikan ketika kita bicara tentang pre amplifier adalah noise. Ketika sebuah sinyal diperkuat, tujuannya adalah agar menjaga signal to noise ratio bisa serendah mungkin. Ini dikatakan masuk akal karena sedikit saja noise dari pick up atau pre amplifier, dapat mengakibatkan noise yang tinggi ketika sinyal itu dikuatkan. Maka untuk mencegah noise tambahan dari pre amplifier, tempatkanlah pre amplifier sedekat mungkin dengan sumber sinyal.