kontak

Setelah stereo, kini giliran multichannel. Setelah memiliki sistem, kini Deni memiliki pula home theatre.  Deni kini juga main  home theatre dengan menempatkan sebagian besar sistemnya di bilik kecil disamping kiri ruangan stereonya. Mari melongok ke sistemnya.

Deni hanya memakai 1 woofer (Foundation dari Legacy Audio) yang ditempatkan di tengah belakang ruang. Posisi ini menurutnya membuat tampilan bassnya bisa merata. Sub ini didukung pula oleh woofer beberapa speaker yang ukurannya termasuk besar.

Deni kami lihat bukan sekedar menyukai musik dan film, tetapi juga meluangkan waktu untuk turun lapangan, mensetting sendiri sistemnya, melakukan eksplorasi dengan mau dibimbing juga oleh buku manual dan diskusi dengan wakil agen pemegang merk yang dia gunakan. Tak lupa dia juga membeli mikrofon 3D-nya Trinnov Audio. Dengan mic inilah dia coba melngkalibrasi sendiri sampai akhirnya dia dapatkan apa yang dia inginkan.

Suka bereksplorasi ini memang telah dilakukan Deni sejak dia mulai main stereo. Di filmnya pun, dia coba setting kalibrasi sendiri sistemnya, khususnya dengan memakai mikrofon Trinnov Audio, karena dia juga mengandalkan prosesor surround Altitude 32 dari Trinnov Audio. Dengan kabel HDMI Audioquest Forest, prosesor ini terhubung ke proyektor Epson TW 8200.

Deni merasa resolusi Ultra HD cukuplah baginya. Dan Epson TW 8200 menjadi pilihannya. Dari proyektor ini ada yang berkoneksi ke prosesor Altitude 32 dan ada juga trigger 12 V untuk memberi perintah kepada motor layar untuk menggulung atau menurunkan layar dari housingnya dibalik ceiling ,

Deni menunjukkan bagaimana dia dengan memakai mic 3D ini, dia bisa menentukan sweet spot lebar  yang sama porsinya di ketiga kursi yang ada di ruangannya. Mengapa ? Karena dia sering nonton bareng istri dan anaknya.  Posisinya maksimalnya  bisa dia tentukan di tiap kursi, yakni saat posisi tegak dan posisi saat kursi di reclining.  Jadi total  ada 6 titik sweet spot dan dia pun  melakukan 6 kali kalibrasi untuk setiap titik ini dengan bantuan layar monitor yang ada di ruang ‘bilik’ sistem home theatre tadi. Masing-masing titik sweet spot ini dia beri bobot. Misalnya, untuk kursi tengah dia beri bobot berapa persen. Maka, agar sama ‘adil’, untuk   6 titik dia berikan bobot sama, yakni masing-masing 16.6%.  Mengapa kursi tengah tidak diberi bobot terbanyak? Bukankah itu kursinya Deni?

“Wah istri ngomel nanti”katanya bercanda. Deni mengakui, istrinya pun tajam telinganya dalam menilai sebuah kualitas suara film dan musik.

Suara

Ini adalah ruangan dengan tata suara Dolby Atmos dengan 2 speaker depan, 1 speaker center dan 4 speaker surround. Ada 4 speaker di atas ceiling(height channel yang merupakan speaker (2 way ported)  berwoofer 8 inch) dan satu subwoofer. Dengan formasi yang rata rata merupakan speaker 4 way dengan mid woofer ini cukup dapat memberikan ambiens kedalaman laut, seolah penonton adalah sang Aquaman sendiri yang ketika menyelam, dikelilingi nuansa kedalaman laut. Ini tergambar seperti  di track ke-8 (12), The One True King. Ada kesan hantaman mahluk monster Karathen (dengan suara magis ala Julie Andrews) ke Aquaman (Jason Momoa) yang menyebabkannya terlempar hingga menabrak dinding batu, terepro tak seimpresif saat kami menonton film ini di tempat lain. Tetapi gemuruh bass tidak terkesan asal getar. Sanggup mendatangkan kengerian dan membawa mata untuk terus lekat dengan layar.

 

Bahasan lengkap sistem dan kesan suara Deni, ada di edisi cetak WhatHiFi Indonesia edisi Januari Februari 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here