Prinsip keakustikan juga sangat berlaku dalam sebuah speaker, khususnya dalam kabinetnya. Satu musuh yang sangat dihindari para pembuat speaker adalah getaran yang menyebabkan resonansi yang tak diinginkan. Ini juga yang terus dipikirkan desainer ELAC, Andrew Jones dalam menerapkan konsep keakustikan speakernya.
Di ELAC ini, Andrew menerapkan perimeter bracing dengan menggabungkan panel atas dan samping model speaker DBR 62 (DBR = Debut Reference).Bracing dilakukan agar speaker ini kian pintar dalam meredam getaran kabinetnya sehingga pada akhirnya dia mudah dalam menekan habis kolorasi kabinetnya. Apa itu bracing?
Bracing speaker adalah Teknik yang digunakan untuk meminimalkan getaran kabinet speaker. Ini membantu sekali untuk speaker bisa menghasilkan reproduksi rekaman musik yang tampil akurat. Untuk bracing ini, woofer atau tweeter yang memancarkan suara sebagaimana diatur oleh sinyal input ikut pegang peranan. Kian kokoh dan kuat kabinet, akan kian kecil kemungkinan getaran yang tak diinginkan – datang. Kita bisa dapatkan ini dalam berbagai cara. Bisa saja dengan menggunakan panel panel yang lebih tipis untuk kabinet, atau gunakan bahan bagus yang juga lebih kuat atau massif.
Kadang-kadang, bracing tidak secara signifikan mengurangi getaran tetapi hanya memindahkannya ke frekuensi yang lebih tinggi di mana sebenarnya getaran tersebut menjadi lebih terdengar. Desainer speaker tentu tahu persis hal ini. Mereka bisa saja menghabiskan lebih sedikit biaya di kabinet, ketimbang di driver – demi speakernya dapat menghasilkan kinerja keseluruhan yang lebih tinggi.
Speaker Eropa seharga 8 jutaan Rupiah ini bisa didapatkan di toko Audio Centre, Glodok Plaza (www.audiocentre.co.id)