kontak

Dua tahun setelah upaya pertamanya dalam rupa headphone bintang lima PX, model noise cancelling andalan berikutnya (yang kedua) dari  Bowers & Wilkins, tampil dalam dalam rupa PX7. Perusahaan berharap adanya kombinasi teknologi driver yang dipatenkan dan codec Qualcomm aptX Adaptive Bluetooth akan membuat PX7 mengulang kesuksesan pendahulunya, sekaligus ingin berjuang untuk bisa memproklamirkan model ini sebaai headphone peredam bising nirkabel terbaik yang saat ini ada di pasaran.

PX7 yang kini di Indonesia ada di galeri Audio Centre, Glodok Plaza ini adalah headphone pertama yang memiliki fitur aptX Adaptive. Teknologi Bluetooth ini menggabungkan kemampuan 24-bit / 48kHz dari aptX HD yang diadopsi secara luas dengan keunggulan aptX Low Latency (peningkatan sinkronisasi konten audio dan video). Jadi, jika Anda menggunakan PX7 untuk game atau aplikasi smartphone, suara di telinga Anda akan seketika tersaji saat anda memakainya.

Fitur utama lainnya adalah peredam bising. Dengan menekan tombol pada cup kiri headphone,  memungkinkan Anda untuk beralih mode (‘rendah/low’, ‘sedang/medium’ dan ‘tinggi/high’). Mode ‘Rendah’ ​​lebih pas dipilih ketika kita ingin mencegah obrolan kantor dan kebisingan latar belakang masuk, sementara mode ‘tinggi’ secara efektif membuat Anda suara luar terblokir  masuk. Menekan tombol berperedam bising selama dua detik saja, akan bisa memulai mode ambien. Masa pakai baterai PX7 mencapai 30 jam pemutaran ANC nirkabel dengan 15 menit pengisian melalui port USB-C memberikan lima jam pemutaran audio.

PX7 ini bisa dikatakan merupakan evolusi yang nyata dari pendahulunya, dengan tampilan yang tak beda jauh seperti lencana/badge merek dan lapisan kain pada earcup yang bentuknya elips. Hanya saja  ada beberapa revisi disini untuk meningkatkan kenyamanan. Lengannya terbuat dari bahan komposit serat karbon khusus yang lebih ringan dari logam yang digunakan dalam desain PX. Dengan berat 310g, PX7 terasa lebih ringan. Headbandnya  memiliki bantalan yang baik, sementara bantalan telinga menjepit dengan tekanan yang diperhitungkan dan memberikan segel yang baik.

Di sisi lain, kabel yang model sekarang ini tersembunyi di dalam. Hasil akhir Space Grey bertahan, meskipun Soft Gold PX telah ditukar dengan Silver yang canggih. Ada juga grafik ‘L’ dan ‘R’ yang besar di dalam earcup masing-masing.

 

Sepasang headphone yang mencolok

PX7 terlihat dan terasa sedikit lebih murah ketimbang pendahulunya, tetapi kami memang lebih menomorsatukan bagaimana  kenyamanan ekstra mereka ketimbang penampilan. Tetapi dalam hal desain, model  ini masih menjadi salah satu pasangan headphone yang paling mencolok di pasaran.

Selain tombol peredam bising, ada tombol pemutaran yang terletak di earcup kanan.  PX7 memiliki sensor jarak, jadi saat Anda mengangkat earcup dari kepala, musik secara otomatis dijeda. Jka kemudian anda pakai kembali, dia akan mulai memainkan kembali dari awal. Hal ini cukup memberi kenyamanan dengar tersendiri. Yang kurang nyaman adalah ketidakmampuan PX7 untuk dilipat menjadi bentuk yang lebih kompak ketika akan kita simpan. Namun, cup-nya bisa dipelintir rata agar sesuai dengan tas oval mereka.

Dengan ukuran 43mm, driver PX7 termasuk yang terbesar dalam koleksi headphone B & W. Jadi apakah kira kira kemampuannya? Singkatnya, banyak sekali. Ada DNA sonik yang sama antara PX7 dan pendahulunya, dengan suara yang solid, detail, dan seimbang secara tonal yang memprioritaskan ketepatan ritme dan mengkomunikasikan musik dengan cara yang menghibur. Namun para insinyur B & W jelas belum berpuas diri, karena mereka berusaha untuk memenuhi standar yang muncul dalam persaingan ketat di pasar.

Ulasan review PX7 bisa anda ikuti di Edisi VII, WhatHiFi? Indonesia di bulan Mei 2021 nanti.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here