kontak

JOKER

Bertempat di Gotham City tahun  1970-an, Joker menceritakan kisah komedian Arthur Fleck yang delusi dan bermasalah karena diberhentikan dengan kejam oleh masyarakat. Dia menjadi penyendiri dan harus menerima kenyataan bahwa ibunya sedang sakit, dengan siapa dia tinggal dan untuk siapa dia harus peduli. Film ini bermain di sisi psikologis, anti-kewaspadaan dan kejahatan melalui  egonya si flamboyan, Joker.

Film ini menggambarkan juga dalam lensa sinematik, kota New York yang pudar dengan segala kemegahannya yang membabi buta hingga palet warna yang umumnya suram dan bersahaja. Ada warna melankolis, ada juga  warna jenuh. Ada setelan lampu jalan natrium memenuhi selokan Gotham dengan genangan cahaya keemasan. Dolby Vision menampilkan palet anarkis ini dengan kesan menyeramkan.

New York digambarkan penuh terang dan gelap, dengan kereta bawah tanah yang sering memberikan contoh detail kotor yang bagus. Kesederhanaan tampak dari adegan pembukaan ruang ganti, menyajikan banyak hal untuk dihargai. Ruang remang-remang yang suram diterangi oleh hanya beberapa bola lampu cermin rias, memberikan bayangan yang dalam – tetapi wajah Arthur tetap terlihat sangat baik. Sementara itu, di luar jendela, siang hari yang kelabu, arsitektur kota yang tak kenal ampun dan lalu lintas dunia yang terus-menerus berlalu sangat jelas.

 

Bersambung

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here