kontak

whathifi.id    – Vinyl adalah format yang menolak untuk mati. Dia tampak terluka parah ketika terjadi revolusi CD pertengahan 80-an. Akan tetapi sejak itu, perlahan tapi pasti,vinyl pun bangkit, ditandai juga dengan penjualan piringan hitam yang  terus meningkat.

Kami senang saat menyadari kemudian bahwa ini adalah format yang kami sukai dan mampu menghasilkan suara yang luar biasa, asalkan  cermat memainkannya. Di sinilah vinyl berbeda dari format lain. Dia relatif perlu perawatan lebih dibandingkan format digital, terkait kualitas suaranya.

Ada beberapa pemutar  ‘plug and play’ yang terbilang hebat di pasaran walau mungkin sedikit lebih rumit dalam instalasinya, bahkan bisa membuat tangan anda kotor. Tetapi kemampuannya ternyata lebih istimewa.

Mengamati cara kerja vinil

Coba anda amati dari dekat sebuah rekaman vinyl.  Ada alur spiral(biasa disebut Groove)  yang dipenuhi dengan aneka tonjolan kecil yang menyebabkan stylus cartridge (atau jarum) bergerak. Gerakan ini diubah menjadi sinyal listrik oleh mekanisme elektro-magnetik di dalam badan cartridge.

Ujung jarum kecil dari cartridge itu akan mencoba melacak gundukan sangat kecil yang seukuran mikron (1000 milimeter). Sangat sulit sebenarnya untuk dapat melakukan pelacakan itu. Apalagi bila ada getaran. Getaran sekecil apa pun akan menurunkan kemampuan cartridge untuk bisa dengan baik melacak alur secara akurat.

Gangguan berupa getaran ini dapat disebabkan oleh berbagai sumber: suara yang berasal dari speaker, langkah kaki anda  yang tanpa anda sadari dapat  merambat melalui lantai, bahkan lalu lintas di sekitar rumah yang bisa saja mengirimkan energi getaran melalui struktur rumah Anda.

Sebagai percobaan, sekarang coba letakkan cartridge pada piringan hitam. Naikkan volume amplifier Anda dan coba ketuk (dengan ringan) pada penyangga, dek itu sendiri, dan juga cobalah berjalan di dekat tempat pemutar ini  berada. Suara seperti berdebar yang Anda dengar dari speaker ini tak lain adalah energi mekanik yang dicomot oleh pemutar.  Terdengar cukup keraskah?

Saat Anda memutar rekaman, energi yang tidak diinginkan ini masih menjalar ke dalam struktur dek. Ini tidak hanya membuat dek menjadi lebih berat kerjanya  tetapi juga  menjadikan dia tak ubahnya seperti seseorang yang dipaksa untuk bernyanyi (saat memainkan rekaman).Hasilnya? Jika anda jeli, suaranya kurang lugas, seperti tertahan. Dan efek paling buruknya, feedbacknya terasa mengerikan yang merusak segalanya.

Itu sebabnya dukungan turntable yang layak sangat penting jika Anda benar-benar ingin mendengar seberapa bagus rekaman yang anda miliki.

Posisi dan leveling

Hal pertama yang perlu anda lakukan dengan benar adalah dukungan tempat dimana unit ini duduk. Tempatnya harus benar-benar rata.  Setiap penyimpangan di kerataan tempatnya ini akan mempengaruhi seberapa baik pemutar bekerja. Tempatnya ini juga harus serigid/kaku mungkin punya karakter resonansi internal yang terbilang baik.

Beberapa dek merespon dengan baik ketika ditempatkan pada sebuah penyangga yang berat, sementara yang lain lebih menyukai alternatif yang lebih ringan. Banyak dari karakter turntable tergantungbanyak pada perilaku struktur dek itu sendiri.

Tempat atau base yang baik adalah yang sempurna ratanya, lalu resonansinya rendah dan diposisikan sejauh mungkin dari sumber getaran termasuk speaker Anda. Ada lantai beton yang keras, baiknya gunakan alas lantai. Jika Anda memiliki konstruksi lantai yang tidak keras, lebih baik gunakan rak dinding khusus. Dukungan semacam ini menghindari masalah getaran dari langkah kaki. Pastikan Anda menggunakan sekrup dan pengencang yang tepat.
Sebagian besar pemutar memiliki semacam isolasi bawaan. Bentuk yang paling sederhana bisa memakai kaki karet. Semakin baik isolasi, semakin tidak rewel dek.

Kupasan lebih lengkap tentang turntable ini, bisa anda ikuti di edisi cetak WhatHiFi Indonesia edisi XIII/III 2020 yang terbit Juni 2022.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here