Bung Alfred dari Alfred Tech baru saja kelar membuat sebuah speaker full range dengan driver midbass Ceramic genetic 6.5” dan tweeter AMT dipole genetic fanasy dengan wave guide alumunium.
Di spesifikasinya tertulis Frekuensi responsenya di 45 Hz – 20 kHz, dengan impedansi 4 Ohm dan power maksimum 100 Watt. Sedangkan sensitivitasnya di 89.5 db/1W 1 meter. Speaker ini khusus dibuat untuk Ir. Andrisus Wijaya.
Untuk berpartner dengannya, Alfred Tech juga membuat sebuah amplifier kelas D, berikut DAC dan DSP. Penguatannya ada di 4 x 45 watt, menjadi bermain di low 2 channel dan high 2 channel. Dilengkapi input RCA dan output RCA untuk subwoofer. Dan ternyata amplifier ini sudah dibekali koneksi Bluetooth
Cerita dibaliknya
Speaker ini Alfred bangun sebagai satu kesatuan stereo system atas permintaan Andri. Andri mengatakan butuh stereo system untuk menemaninya dan ukurannya harus pas dengan meja kerjanya. Dia inginnya speaker bookshelf dengan ukuran yang relatif kecil (20cm x 37cm x 38cm).
Menurut Alfred, walau ukurannya kecil, Andri ingin suaranya tampil “cukup mumpuni” baginya untuk bisa menemaninya selama bekerja. Andri paham betul soal driver ceramic yang memiliki Fs rendah. Pesan lainnya, dia ingin agar tampilan frekuensi rendahya bisa lebih rendah dibandingkan frekuensi bawaan pabrik. Inilah tantangan untuk direalisasikan Alfred. Dan ‘Challenge accepted.
Dengan bantuan dual 6,5 inch passive radiator, driver ceramic genetic 6,5 inch maka Alfred pun mendapatkan sebuah bunyi frekuensi rendah yang cukup rendah, tetapi dengan otoritas yg cukup menggebuk. Pilihan tweeter AMT fantasy dari pabrikan yang sama pun disematkan, dan pada konstruksi box speaker, ruang tweeter memang sengaja dipisah dari ruang speaker karena AMT fantasy ini memiliki struktur dipole.
Model ini tidak bisa digabung dengan pressure dari driver karena hanya akan “mengganggu” alur normal angin yang dibutuhkan tweeter itu sendiri. Disini bukaan leher pada rangka box tweeter memungkinkan bunyi frekuensi tinggi bisa menjangkau stereo image yang lebih lebar. Maka bookshelf ini memang memiliki potensi untuk digunakan di ruangan yang lebih besar.
Selama tuning awal, Alfred menggunakan umix sebagai alat bantu pengujian. Ampli class D yang disusun pun dilengkapi dengan DAC dan DSP secara bawaan, jadi sangat lah leluasa mengatur freq, slope, decible, freq cut hingga time aligntment. Saat sound test speaker, dilakukan tuning terakhir atas permintaan Ibu Cindy (istri Pak Andri) agar dilakukan tuning ulang untuk musik dan terlebih acara Netflix dengan volume yg minim.
Syukurlah, mereka suka dengan suara yang dihasilkan setelah tuning ulang. Mereka merasa terkesan dengan apa yang mereka awalnya bayangkan, larena dalam pengujian speaker mereka hanya menggunakan 50% kapasitas volume. Senyuman yang ada dari wajah mereka tidak bisa menutup kekaguman mereka, karena mereka juga membandingkan dengan speaker pabrikan yang mereka pernah beli sebelumnya. “Detail mid hi-nya masih terdengan dengan jelas, dan bassnya cukup memukau” kata Andri. Ini pujian pertama yamg terlontar dari mereka.
Setelah selesai test sound, barang pun di ‘bungkus’ untuk dibawa ke mobil beliau. Lalu Andri sempat berbisik, “Nanti tahun depan pas saya pindahan rumah, speaker ini saya mau berikan ke adik saya. Saya pesan lagi ya. Tetapi bikinkan yang versi transmission line yah pak”katanya.
Hal ini membuat Alfred senang dan bersyukur tentu. Alfred bersyukur kepada Tuhan dan berterimakasih kepada Andri dan istrinya yang memang pasangan pecinta musik. Alfred juga berterima kasih kepada team work ATA untuk bisa mewujudkan karya indah ini untuk dinikmati.