Sampai seberapa kecilkah ukuran sebuah bookshelf yang masih kita anggap layak untuk stereo kita? Apakah speaker sebesar BS 72 ini masih bisa membuat kita tertarik?
Mungkin saja bisa apalagi jika kita memandang dari sudut kelasnya yang berada di kisaran 5 jutaan ke bawah, dan ukurannya yang mini bookshelf (240 × 140 × 194 mm). Elac punya model lain yang ukurannya lebih besar, BS73. Melihat sosoknya, bisa saja ini bukan untuk anda seriusi tetapi lebih kepada untuk second system, dimana kita masih bisa menikmati suara yang hidup. Disini Andrew Jones rupanya ingin memperlihatkan kemampuannya, bagaimana dia bahkan dengan membuat speaker kecil pun dapat tampil baik.
Oh ya, selain untuk stereo, bukankah dia bisa saja untuk speaker multichannel home theatre kita? Bisa sebagai speaker surround atau belakang bila memang anda ingin. Dengan kecilnya boks, maka volume enclosurenya tentu juga kecil. Ini tentu akan mempengaruhi bagaimana reproduksi bass yang dia ciptakan.
Speaker dari Jerman ini sedap dipandang mulai saat kami membuka dari kemasannya (unboxing). Ditimang timang, cukup berat. 5.2 kilogram. Finishing putihnya terasa halus. Selain putih (white lacquer finish), dia juga ada pilihan warna hitam(Satin Black). Hanya dua warna, dan ini mungkin ini sesuai dengan kesukaan orang orang di Eropa Selatan sana. Kami menyukai finishingnya. Sangat baik. Dengan finishing ini saja bisa menyiratkan tadinya bahwa ini adalah speaker kecil yang mahal.
Di sisi dalam(internal) dia telah dibracing. Untuk driver, memakai woofer 115 mm berkonus kertas serta tweeter 25mm dome polyester. Di komponen, memakai inductor Air core dan kapasitor film yang digunakan di titik kritis crossovernya. Walau kecil, dia sudah memikul trademarknya Elac yakni dengan memakai treble JET dengan dome biasa.
Dilihat dari spesifikasinya, ini aalah speaker 2-way bassreflex yang bisa berpasangan dengan power 20 – 100 watt/channel. Main di impedansi 4Ω (Nominal), 3.6 Ω / 290 Hz (Minimum), dengan senstivititas di 86 dB// 2.83 V / 1 m. Frequency responsenya di 2.600 Hz
Suara
Bass menjadi item menarik, khususnya ketika kami putarkan sederet CD, XRCD Bengawan Solo, AYA Disc Check 2, Sarah Brightmann Live in Eden. Kami pasangkan dia dengan pemutar CD Vincent Audio CD S8 dan integrated amplifier Dynavox.
Untuk woofer sekecil ini, bassnya bisa main cukup rendah tetapi tetap kontrol. Dan hal menarik lainnya, dia cukup pintar menghadirkan ambiens rekaman khususnya saat memutar CD live shownya Sarah Brightmann. Vokalnya lebih menarik lagi, khsusunya ketika kami menikmati Alan Taylor di track 8 disc AYA,dimana dia bercerita tentang sahabatnya Derrol, dan diakhiri dengan musik. Di track ini pula kami bisa rasakan ketransparansian sistem ini. Artikulasinya jelas,walau kadang sibilansnya terasa sedikit kasar. Dengan artikulasi yang baik BS 72 pintar dalam membuat kami merasa dekat (intim) dengan sang penyanyi dan menjadi keasyikan tersendiri ketika kami mendengarkan aneka bunyi instrumen keroncong di Kerontjong Moritsko dari Nuning. Ini merupakan salah satu lagu favorit kami akhir akhir ini. Nuansa panggung yang terkontrol hingga tidak terasa hingar bingar dengan aneka instrument, membuat tampilan speaker ini bersih dan tidak butek.
Untuk kesan dimensi, speaker yang diimpor oleh PT Tasindo Audio ini memang tidak terlalu istimewa, hanya so-so saja. Kami malah lebih menyukai sajiannya yang detil dan balance dan cukup responsive. Dengan tanpa subwoofer pun dia sudah bisa menghibur. Tetapi untuk mendapatkan bass yang kian rendah dan solid, disarankan memang untuk memakai subwoofer.