Benarkah mitos yang mengatakan “Tidak akan ada alasan tepat apapun untuk kita menambahkan subwoofer ke sistem stereo yang sudah baik, kecuali bila ingin membuat sistem itu jadi berpenampilan buruk” ?
Merujuk kepada ungkapan ini, ada sebuah artikel dari Trinnov Audio (www.trinnovaudio.com) yang mengatakan bahwa mendengar musik yang baik itu perlu melibatkan banyak nalar(sense, kesan rasa). Dan disini subwoofer juga bisa digunakan untuk menumbuhkan hal ini, karena dia juga bisa menampilkan efek haptic *) melalui bass. Inilah sebuah kesan rasa (bass) yang sama seperti apa yang kita dengar. Kesan yang sama ini akan memperluas pengalaman kita akan musik, khususnya musik berskala besar, seperti saat kita mendengar bunyi sebuah bass drum atau timpani dalam sebuah orkes simfoni, atau sebuah band rock.
Kita tentu setuju akan pernyataan : kian berbobot tampilan bass, otomatis akan meningkat pula kesan kita akan skala dari panggung. Dan kian besar panggung, tentu akan membuat sistem stereo kita bisa kian melibatkan kita dalam mendengar rekaman.
Jadi, bagaimana sebuah subwoofer bisa menampilkan efek haptic ini sehingga bobot kesan melibatkan pendengar di sistem kita kian tinggi?
Temukan jawabnya dengan hadir di acara ini, Jumat malam, 27 Agustus 2021 jam 19.30.
Klik linknya :
https://us02web.zoom.us/j/82276287671?pwd=QWZLQm82T2dKVVByejN4YWJReVM4Zz09
Meeting ID: 822 7628 7671 Passcode: whathifi
*) haptic effect : efek dari teknologi Haptic, yang dikenal juga sebagai bentuk komunikasi kinaestetik atau kesan rasa/ sentuhan 3 dimensi. Ini merujuk kepada teknologi apapun yang bisa menciptakan sebuah kesan pengalaman dari sebuah tekanan, getaran atau gerakan yang mengarah kepada penggunanya. Perangkat yang dapat menampilkan kesan ini bisa saja memakai sensor sensor tactile yang mengukur nilai kekuatan yang diberikan pengguna pada interface/antarmukanya.) – Wikipedia.