kontak

Touraj Moghadam dikenal kuat sebagai pendiri dari Roksan Audio dan desainer dari turntable pintar dan brilian bernama  Xerxes dan TMS. Tetapi selama beberapa dekade di masa lalu, dia juga dikenal sebagai desainer merk Vertere Acoustics. Dia jugalah yang membuat merk merk ini menjadi kian dikenal orang, dimana brandingnya cukup kuat bila orang berbicara tentang vinyl replay dan pabrikan kabel.   Kami bertemu Touraj dan berbicara tentang latar belakang pengalaman yang telah membawa kepada kesuksesannya.

WHF: Bagaimana anda bisa jadi tertarik akan dunia hifi?

TM: Saya sudah lama mencintai musik dan pernah mendengarkan rekaman di unit all in one Emerson, dimana ini adalah pemutar, TV sekaligus radio. Saya merasa takjub bagaimana sebuah jarum mampu mereproduksi musik dan bagaimana mekanisma auto stack-playnya bekerja. Saya ingat, hanya ayah saya dan sayalah dulu menjadi satu satunya orang di kota saya yang bisa mengoperasikan bagian perekam dari unit ini. Rasa cinta akan musik, ditambah melihat bagaimana record player ini bekerja inilah yang membuat saya kemudian jatuh hati akan dunia hi fi ini.

Apa sistem pertama anda?

Sistem‘hi-fi’  pertama yang saya beli adalah sistem pemutar berupa sebuah turntable yang sudah terintegrasi dengan sebuah amplifier dan sepasang speaker yang saya gantung di dinding.

Saya membelinya dari toko listrik PYE yang ada di desa kami ketika saya masih bersekolah.Saya ingat, ini buatan Russia dan menjadi sumber(source) utama sistem musik di tempat tinggal kami. Beragam rekaman, mulai dari Pink Floyd, Black Sabbath, Deep Purple, Hawkwind hingga Yes bahkan  Monty Python pernah kami mainkan di record player ini.

Bagaimana Roksan Audio memulai usahanya?

Di awal tahun 1985,  saya membuat sebuah pemutar untuk diri saya karena melihat ada keterbatasan dari pemutar yang ada di pasar saat itu. Beberapa teman saya yang mendengar pemutar ini, lalu ingin punya untuk mereka pakai sendiri.

Seorang teman saya, yang kelak menjadi rekan pemasaran, mendengar sistem saya dan bertanya, apakah saya punya rencana membuatnya lagi. Dia ingin sekali menjualnya. Hasilnya, di 1985, saya pun menjalin kerjasama dengan partner lainnya. Di kafe Hard Rock saat itu, kami sepakat memulai usaha membuat sebuah record player. Kami memilih nama Roksan untuk merk kami.

Mengapa anda memilih nama Xerxes ?
Kami terinspirasi dengan Achaemenid Empire di Persia, yang telah berusia 2500 tahun, khususnya Cyrus, dimana rajanya saat itulah yang pertama kali mendeklarasikan hak asasi manusia. Xerxes menjadi salah satu raja di era itu dan membangun struktur bangunan yang hebat di Persepolis. Mau pilih nama Cyrus,tetapi telah dipakai orang. Maka saya pilihlah nama Xerxes untuk merk produk pertama kami.

Apa tugas utama sebuah turntable itu?

Saat bekerja selama lima tahun di desain turbin angin, saya pernah menyimpulkan  tugas utama sebuah pemutar (record player). Saat itu di rumah, sambil membaca buku  tentang pengukuran yang diberikan supervisor saya, saya mendengar sebuah piringan hitam. Saya jadi tertarik membaca tentang betapa pentingnya pengukuran alat itu karena memungkinkannya menampilkan  parameter nilai secara benar dibawah dasar pengukuran.Inilah yang  mengawali desain pemutar yang saya buat. Tiba tiba saya sadari bahwa fungsi sebuah record player adalah untuk mengukur groove yang disesuaikan dengan waktu. Pengukuran linier akan mendefinisikan amplituda dan elemen waktu, yakni frekuensi.

Anda lebih suka cartridge MM atau MC ?

Saya suka cartridge MM, murni karena outputnya yang lebih tinggi, tetapi saya belum menemukan model yang mampu menandingi model MC terbaik.Tak tahu saya mengapa demikian. Mungkin ini karena sebuah kombinasi faktor dimana MC didesain dengan sangat baik – dalam hal moving mass, impedansi output yang rendah, kemampuan untuk memiliki extension frekuensi yang tinggi, adanya coil yang bergerak di sekitar medan magnetik dan lain lain. Kenyataannya, cartridge MC yang didesain dengan baik, mampu mensuplai sebuah suara yang lebih hidup dengan dinamika lebih baik.

Tentu kita butuh sebuah phono amp baik yang sesuai dengan coil berimpedansi rendah dan bekerja baik dengan banyak level sinyal beroutput rendah.

Bagaimana proses membuat sebuah player itu?

Setelah membuat spesifikasi desain, proses pun dimulai pada jantung pemutar ini – yakni bearing, platter, belt, motor dan motor drive. Setelah ini selesai didesain, area selanjutnya adalah bagian support dan koneksi. Saat inilah terlihat bagaimana grounded dari pemutar ini dan strukturnya didukung dan terhubung ke sistem drive dan tonearm.  Pemutar ini harus dicek apakah dia bekerja secara ideal saat dipasangkan dengan sebuah tonearm yang sudah dikenal baik – salah satu buatan kami yang sesuai dengan desain turntable ini.

Saat semua sistem telah bekerja sama dengan baik bersama tonearm, saya pun melihat ke desain tonearm ini. Saya bertanya tanya, apakah perlu  mengembangkan variasi  dari tonearm yang ada atau apa perlu melakukan pendekatan baru saja, seperti dalam hal pengembangan  dari model MG-1 dan lalu ke model yang levelnya lebih atas, yakni DG-1.

Obrolan lengkap dengan Touraj dan tentang profil perangkatnya, bisa anda baca di salah satu edisi WhatHiFi? Indonesia tahun 2020.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here