Canalys : Headphone Nirkabel Terbaik Penjualannya di 2019

Tahun 2020 bisa saja menjadi tahun penuh kejutan di dalam dunia hiburan audio video rumahan. Bukan tidak mungkin pasar audio high end  menggembirakan walau naiknya sangat kecil. Dunia audio hi fi diperkirakan tumbuh di pasarnya. Dan di belahan Amerika Serikat, dunia yang sedang bergairah pasarnya justru adalah di perangkat headphone wireless(nirkabel). Demikian menurut hasil survey Canalys.

Badan riset bernama Canalys dalam laporan hasil penelitiannya di sepanjang tahun 2019 lalu mengungkapkan pertumbuhan di dunia headphone nirkabel. Penjualan di ¾ kwartal tahunnya telah mencapai 96.7 juta, yang berarti ada pertumbuhan sebesar 53 persen pada waktu yang sama di tahun 2018.

Canalys memprediksikan bahwa penjualan di kuartal ke empat pada tahun 2019 ini akan melampaui 100 juta, dan penjuala untuk keseluruhan di tahun ini bisa menembus angka 350 juta.

Di saat industri headphone wireless ini yang tumbuh impresif, ini tentu bukanlah sesuatu yang terlalu mencengangkan. Apalagi kini banyak penikmat audio kini seakan tidak ada pilihan lain ketika ditanya, sebaiknya membeli headphone nirkabel atau tidak.

Di sisi lain, kini banyak iPhone dan Android high end pun tidak dilengkapi jek headphone, dan lebih banyak memakai teknologi nirkabel. Mau tak mau pasar pun, bila ada yang lebih suka headphone berkabel, seakan ‘terpaksa’ harus membeli headphone nirkabel.

Ini hampir hampir mirip bila dianalogikan dengan bagaimana dulu CD menggantikan rekaman vinyl di akhir tahun 1980-an, dimana orang seperti banyak yang beralih ke CD. Tetapi sesungguhnya peminat vinyl pun masih banyak.

Canalys mengatakan bahwa Apple telah menguasai sekitar 43% pasar headphone nirkabel setelah menjual lebih dari 18 juta perangkat audio nirkabel di kuartal ketiga. Kompetitor terdekatnya adalah Xiaomi dan Samsung, dengan meraih pasar masing masing sebesar 7% dan 6%.

Banyak yang percaya bahwa dengan dirilisnya model terbaru AirPods Pro akan kembali menguatkan dominasi Apple di pasar. Ini mereka yakini walaupun mereka tahu bahwa di tahun yang akan datang Google dan Microsoft juga berharap bisa masuk ke pasar ini, begitu juga dengan produk produk merk alternatif yang harganya murah meriah (low price).