kontak

whathifi.id – Redaksi kedatangan sebuah perangkat yang salah satu fungsinya juga dapat mendukung kerja seorang jurnalis seperti kami, sebuah mikrofon shotgun dari Sennheiser, MKE600. Mikrofon shotgun MKE 600 ini dapat membantu untuk kita bila ingin mendapatkan suara terbaik dari unit pembuat konten. Dapat digunakan pada kamera, smartphone atau perangkat berbasis iOS (Apple) dan dapat mengatasi suara buruk yang dihasilkan dari mikrofon internal.

Anda yang suka memakai kamera DSLR untuk juga meliput, mewawancarai melalui perekam video (videographer) atau merekam acara dengan kamera, bolehlah mengandalkannya. Bahkan shotgun ini bisa diandalkan untuk membuat film-film. Utamanya, dalam pembuatan karya apapun,  bila anda memang mengutamakan dialog yang jelas dalam rekaman video anda, maka bisa jadi  MKE 600 bisa sebagai salah satu pilihan ideal, terlebih bila lingkungan sekitar kita merekam terbilang berisik atau akustikya kurang baik.

Dalam satu boksnya, kami mendapati selain sebuah shotgun,  ada pula dudukan kamera untuk tahan guncangan(shock mount MZS 600), lalu busa (foam) windshield MZW 600, buku manual dan kabel XLR3 to TRS(KA 600 XLR) untuk ke jek 3.5 mm serta sebuah kantung dan baterei AA.

Merk Sennheiser (www.sennheiser.com) yang merupakan merk di bawah Sennheiser electronic GmbH & Co. KG  sendiri sudah selama lebih dari 75 tahun merupakan spesialis audio dari Jerman yang bermain di solusi audio profesional seperti mikrofon, solusi rapat, teknologi streaming, dan sistem pemantauan adalah bagian dari bisnis bisnis dengan perangkat konsumen seperti headphone, soundbar, dan alat bantu dengar yang disempurnakan untuk berbicara dioperasikan oleh Sonova Holding AG di bawah lisensi Sennheiser.

Kehebatan MKE600

Apa kehebatan dari alat ini?  Salah satu yang terasa langsung saat kami cobakan adalah, dia dapat menghalau noise yang datang dari sisi sisi kamera, juga sisi belakang.  Koneksi standarnya adalah XLR, dan jika kita hubungkan dia dengan sebuah perangkat perekam seperti misalnya kamera yang punya input Mic 3.5mm, kita pun bisa memakai kabel KA 600. Jika kita hubungkan dia ke sebuah perangkat perekam dengan input XLR MIC, maka kita akan perlu kabel audio XLR to XLR.

Cara kerjanya, dia punya directivity tinggi, dan mengambil suara dari sumber yang searah kamera. Dia punya filter Low Cut yang meminimalkan noise dari angin.  Low-cut filter ini dapat diganti untuk mengurangi kebisingan yang disebabkan oleh kebisingan yang diakibatkan struktur dan angin.

Alat ini sifatya bisa dibuat aktif, dan digerakkan oleh baterei, plus sebuah sakelar yang bertugas mencegah baterei dari discharging secara premature.

Dia punya pola  super-cardioid/pick up lobar yang dapat memastikan kemungkinan redaman maksimum dari kebisingan yang tidak diinginkan dari sisi samping. Hal ini memungkinkan sistemnya untuk dapat menangkap speaker dengan sempurna sambil menjaga mikrofon dari bidikan.  Untuk koneksinya, dia punya koneksi XLR, juga menawarkan kabel khusus (KA 600i) yang didesain untuk konfigurasi kabel yang dikembangkan perangkat Apple. Dia juga  digunakan pada kamera atau smartphone untuk  mengatasi suara buruk yang dihasilkan dari mikrofon internal.

Uji Coba

Kami cobakan dia shotgun 10 inci ini  pada sebuah kamera DSLR Canon EOS dengan memasangnya di slope blitz pada sisi atas kamera.  Kami bandingkan hasil rekaman suaranya, antara memakai shotgun ini dengan tidak. Jaraknya dengan sumber suara bervariasi, misalkan saat mewawancarai, sekitar 1 meter, lalu kami gunakan mengobrol pada jarak 3 meter.   Itu berupa dialog. Sedangkan untuk merekam sumber suara musik dari sebuah sistem high end audio stereo, kamera kami letakkanpada jarak sekitar 4.5 meter dari sumber musik itu.  Kegiatan merekam interview dan merekam suara musik dari sebuah sound system yang diputar, memang telah menjadi kegiatan kami dalam tugas sebagai jurnalis di WhatHiFi Indonesia. Microphone ini terasa karakternya  netral dan ketika disimak, keluaran suaranya terasa renyah saja.  Dia main di level noise professional (di 15 dB). MKE 600 mengubah video dan memikat audiens. Untuk mencapai bentuk suara yang sangat compact, jenis mikrofon ini memiliki pelindung dari gangguan hembusan angin dan integrated shock absorption.

Antara memakai shotgun ini dengan tidak, terlihat di hasilnya memang sangat berbeda. Pada dialog, dengan shotgun ini, hasil rekaman suara di video kami terasa sangat jelas, dan lebih tajam. Merekam obrolan pada jarak 3 meter saja, hampir seperti saat merekam pada jarak 0.5 meter. Begitupun saat merekam musik. Terdengar hasil rekaman dengan shotgun, hasil rekaman video terasa lebih jernih, lebih detil dan lebih punya bodi. Bass terasa lebih punya impact dan lebih punya definisi. Vokal pun lebih jelas. Dengan alat ini, jadinya kami tidak harus merasa perlu melakukan EQ lagi terhadap kualitas suara yang disajikan, khususnya karena dia punya filter yang memininalkan risiko noise(seperti suara boomi, angina tau suara mesin) dari aneka sisi kamera. Mic ini terasa bisa menghandle tekanan suara yang tinggi.

Jadinya, ini memang sebuah perangkat kecil dan professional yang kian mendukung kerja pembuatan video rekaman kita dengan melalui alat rekam yang ada. Dia punya desain dengan mic yang ramping dengan set up yang sederhana pun terbilang kian memudahkan pemakaian. Dia cukup dapat menangkap suara level bawah (bass) dengan baik walau kami putar musik pada volume rendah.

Mengupgrade Audio

Kami pikir, apa yang dilakukan microphone ini  adalah mengupgrade kualitas audio dari kamera, atau ponsel. Maka dia ideal  bagi para vlogger serta pembuat konten khususnya saat  bepergian. Dia juga ideal bagi videographer, dimana bila kita ingin, dapat saja menambahkan beberapa mic hypercardioid dan sebuah shotgun medium jika memang pekerjaan kita lebih serius lagi.  Harganya (yang 6.67 juta Rupiah – di Tokopedia itu) memang lebih mahal ketimbang model serupa ini yang kelasnya di entry level, tetapi yang penting bukankah hasilnya ? bukankah kita cari hasil yang lebih profesional?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here