kontak

whathifi.id – Mengapa banyak pehobi audio rumah banyak yang hijrah ke CD, melupakan piringan hitam? Salah satunya karena di CD tak perlu pakai acara ritual. Tak perlu bersih-bersih plat. Taruh CD, tinggal duduk lalu mainkan remote.   Kini giliran CD disisihkan(kalau tak mau dibilang, disingkirkan) oleh file yang tak perlu ritual memasukkan plat juga. Tinggal duduk, buka henpon atau tablet, pilih lagu, selesai.

Dan hijrahnya orang dari CD ke file, alias dari pemutar CD ke pemutar audio digital portabel di rumah, menular juga ke audio mobil. Orang tinggal nyalakan sistem, pilih lagu dengan jari di pemutr digital audio player. Sudah, tinggal duduk santai menyetir. Bahkan dari Jakarta ke Solo seperti penulis lakukan pun, tak perlu sentuh sentuh lagi unit audio.

Menariknya lagi, dunia audio portabel itu dinamis berkembangnya. Selalu saja ada model model baru dengan teknologi yang baru tentunya atau resolusi yang lebih naik. Bisa kita lihat  misalkan di model pemutar Astell & Kern (AK). Saat penulis menjabarkan tulisan ini, ada model terbaru Astell & Kern SP3000, yang kabarnya ada di kisaran harga  55-60 jutaan rupiah. Padahal ada model sebelumnya – SP2000  yang terbilang hebat di suaranya dan ada  di kisaran harga 49 juta Rupiah.  Apa yang beda di dua model ini?  Ternyata keduanya  beda di chipsetnya. Beda chipset ini tentu akan mempengaruhi resolusi suaranya. Ini tak ubahnya bila dalam dunia video (home theatre), kita bisa membandingkan antara gambar yang lebih hidup mana antara yang  8K dengan 4K atau dengan dibawah 4K.

Saat WhatHiFi menginterview Stephen dari AJM Audioworks

Penulis sempat mengobrol tentang bagaimana aplikasi audio portabel di dunia audio mobil – dengan Steven dari AJM Audioworks saat kontes audio mobil RAI-HIN kedua bulan Agustus 2022 lalu di Teraskota, Tangerang.  Disinggung soal chipset, Steven setuju tentang anggapan yang mengatakan bahwa dari sebuah media player itu yang penting adalah chipsetnya.  Sedangkan unsur lain yang ada lebih kepada memberikan karakteristik saja.

Menurut Steven, bicara digital audio player(DAP), kita akan bicara outputnya mau memakai apa.  Jika kita pakai outputnya USB  DAC sebenarnya  pengaruhnya tidak terlalu besar untuk DAPnya.  Tetapi bila kita ingin gunakan koaksial outputnya, atau optikal outputnya barulah ini pounya pengaruh.

Sempat kami mengobrol tentang hal menarik di DAP, misalnya tentang tahapan prosesing.  Misalnya tentang  M Scaler yang kita butuhkan jika yang kita gunakan adalah USB DAC, dimana kita akan butuh untuk upsampling bit tracknya. M Scaler inilah  yang akan melakukan upsampling dari file  yang misalkan dari 16 bit/44.1 hz sampai ke 26 bit/192 khz. Ini artinya, resolusinya naik.

Begitulah. Pemutar portable kini sudah (lama) masuk mobil. Ada mobil dengan sistem M-M an sampai yang puluhan juta dengan memakai perangkat  kelas low end juga ada. Kami sempat mengobrol dengan Verilis Nurhalesdeta Nugraha dan Ivan Nurdhiyansah dari CSI Zone yang memegang merk digital audio portable seperti Shanling dan Topping. CSI Zone kabarnya juga telah bekerjasama dengan beberapa toko audio mobil, seperti Hwely, Audiotech dan di CSI-Zone sendiri. Simak obrolan kami dengan mengklik link di bawah ini:

Ada juga sistem yang papan atas di harganya, seperti modelnya AK diatas. Sistem sistem ini ada di mobil yang kelasnya kelas rakyat hingga mewah, dengan sistem yang sudah M-M an. AJM Audioworks yang saat kontes RAI_HIN kedua ini menyabet beberapa kategori kelas misalnya, menurut Stephen punya klien yang sistemnya sendiri di mobil B&W X1 memakan budget 2.2M. Sedangkan yang turun di RAI-HIN car audio contest menurunkan mobil dengan sistem yang seharga total 1.2 M-an. Di sistem 1.2 M ini menurut Steve, ada  speaker Focal, Ultima dari Perancis, DSP amplifiernya memakai Brax. Power amplinya memakai Ground Zero.  Ini memang merupakan paduan dari top of the linenya semua brand tersebut.

Salah satu katalog UP5 yang menekankan dua fungsi, untuk home maupun audio mobil

Terpenting, bagaimana meraciknya

Tetapi mahal tinggal mahal. Kalau tidak gape meraciknya, sia-sia saja. Begitu pun di audio. Walaupun DAP kita semahal dan sebagus apapun termasuk dengan chipsetnya tadi, tetapi jika mensettingnya kurang oke, suara pun akan terdengar biasa-biasa saja.  Tukang setting atau Setternya ini ibarang tukang masaknya. Steven pun berpendapat demikian. Menurutnya, barang mahal tanpa dituning secara baik, sama saja akan jadi sampah.  Sampah bila dituning dengan baik, bisa saja menjadi barang berharga.

AJM Audioworks menurut  Stephen mengutamakan kualitas konstruksi/build-nya yang harus benar dahulu di awal. Menurutnya, di setting audio mobil – untuk melakukan apapun,  harus punya build quality yang bagus baru bisa kita lanjutin tuning.

Melirik pendapatnya ini memang mengingatkan kita akan dunia home audio. Di audio rumah, sebagian besar dari kita tentu percaya bahwa ruang dimana sistem audio kita berada harus bisa membuat perangkat senyaman mungkin dalam bersuara. Maka ruangan harus mumpuni di sisi akustik. Bila sudah demikian maka bila kita taruh speaker yang sebagus apapun, suaranya tentu memang merupakan suara khasnya speaker itu walau mungkin tidak akan sama 100 persen seperti kala didengar di ruang dimana sang desainer menguji untuk terakhir kalinya sebelum terkirim.

Shanling UP5, amplifier Bluetooth portable flagshipnya Shanling.

Tetapi menurut Steven, AJM Audioworks punya prinsip lain – dengan tidak melakukan proses akustik di tahap awal dahulu. Ini terkait dengan hal-hal misalkan standing wave yang memang pasti ada di mobil, karena efek kaca, posisi duduk dan lain-lain.

Mungkin inilah waktunya bagi kita yang belum hijrah ke DAP untuk juga menyertakan komponen ke dalam mobil. Kalau mau, tanpa menghilangkan unit CD player yang ada. Apalagi kini mungkin sudah ada head unit yang sudah bisa mengakses penyedia jasa streaming seperti dari Tidal  – untuk kita bisa menikmati puluhan bahkan ratusan lagu favorit saat di jalan raya. Menemani kita bernyanyi di jalan, menghibur diri di kala kemacetan. Atau kita gunakan unit kecil pemutar audio seperti yang ditawarkan oleh CSI Zone.

Jadi memang audio portable ini menawarkan kepraktisan tersendiri walau dibandingkan dengan format CD – dalam beberapa sisi CD masih menyimpan hal menarik tersendiri – walau resolusi suara dari audio portable kini secara teknikal resolusinya diatas CD. Biar lengkap memang gunakan saja head unit yang bisa menelan CD, tetapi jagoan juga untuk main file.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here