kontak

JAKARTA – WHATHIFI.ID  –  RAI-HIN Car Audio Contest 2022 yang sedianya akan digelar di tanggal 28-29 Mei 2022 mempertandingkan 5 kelas. Ini tentu akan melibatkan puluhan kontestan dengan sistemnya masing-masing ada di kelas ini, ada yang bermain di 2-way atau 3-way, bahkan mungkin 5-way. Dan satu orang, akan bisa saja mendaftarkan dirinya di lebih dari satu kelas.

Lima kelas

Walau baru kali ini menggelar kontes, RAI kami anggap terhitung berani dengan mengambil 5 kelas pertandingan. Kok berani?  Rupanya, di awal memang ada pemikiran untuk hanya menjaring kelas pemula (new entry) saja, tetapi pemikiran pun berkembang setelah RAI melihat bahwa untuk membuat  kian menariknya sebuah pertandingan, perlu menjaring kelas kelas lainnya. Apalagi RAI masih pemain baru, maka perlu juga mengundang sang ‘Kingkong’nya dunia audio mobil ini.

“Yang kelas master dan free for all adalah mereka yang kawakan. Maka kami tawarkan juga ke mereka, siapa tahu cocok. Kami ajak mereka juga karena memang butuh dukungan dari mereka yang berpengalaman di bidang ini”kata Asawendo Swissrianto (Wendo), founder RAI dalam sebuah obrolan ringan dengan WhatHiFi? Indonesia (18/04/22).

Mereka yang berani berinvestasi misalnya yang diatas 500 juta, diakui atau tidak mereka jugalah yang ikut menggembirakan dunia industri audio mobil di Indonesia. Disinilah RAI merasa simpati dan kemudian ingin  ikut berantusias dengan yang juga bersemangat di bidang ini. Di sisi lain, RAI juga tak ingin melakukan diskriminasi kelas.

Asawendo Swissrianto saat memberikan penjelasan kepada kontestan di sebuah kontes audio mobil PAHAMI di JIEXPO Kemayoran, Jakarta

Kelas kelasnya

Kelas-kelas yang dipertandingkan adalah sebagai berikut.

  1. Novice (Budget hingga Rp 35.000.000)

Kelas novice adalah kelas pemula dimana biaya pendaftarannya paling murah(satu juta Rupiah).  Pengertian ‘novice’ sendiri disini adalah mobil-mobil yang harga total perangkat/sistemnya di bawah 35 juta Rupiah. Nilai ini rupanya agak berbeda dengan beberapa kontes lain yang budgetnya  biasanya hanya sampai di 15-25 jutaan Rupiah.

“Ini mengingat satu-dua hal, misalnya kini banyak yang memakai DAP (Digital audio player). Jika dihitung ada kemungkinan nilainya diatas 25 jutaan. Daripada kita sembunyi sembunyi mending dinyatakan saja, jadi fair” kata Wendo

  1. Amateur (Budget hingga Rp 70.000.000)

Kelas kedua, kelas amatir yang range sistemnya di kisaran 35 juta ke atas  sampai di kisaran 75 jutaan rupiah. Harga sistemnya sekitar dua kalinya kelas Novice.  Tentu saja perangkatnya lebih berkaliber.

  1. Professional (Budget hingga Rp 150.000.000)

Harga sistem di kelas ini diklasifikasikan RAI di dua kalinya harga kelas Amateur, yakni di 150 juta Rupiah. Biasanya satu dua perangkat didalam sistem ini adalah perangkat yang kelasnya sudah hi end, walau di satu dua sisi lain, belum termasuk, dengan alasan efisiensi/penghematan. Misalnya walau head unitnya high end, tetapi powernya di kelas harga biasa.

  1. Master (Budget hingga Rp 300.000.000)

Kelasnya sudah diatas professional dengan budgetnya yang hingga  dua kalinya kelas Profesional yakni di  300 jutaan Rupiah. Rata-rata memang seluruh sistemnya sudah masuk ke perangkat high end,  baik di power, DSP, head unitnya dan lain lain. Bahkan bisa saja harganya diatas harga mobil yang digunakan itu sendiri.

  1. Free For All (Budget > Rp 300.000.000)

Free for all memang juga bicara budget, tetapi seperti terkesan budget yang ‘habis-habisan’, bahkan dikatakan unlimited. Misalnya di DAP-nya, dia  sudah memakai Astell & Kern yang misalnya di harga 80 jutaan, lalu power amplifier yang  100 jutaan,  DSP 80 jutaan, head unit yang diatas 100 jutaan, dan lain lain hingga totalnya bisa sampai 500 jutaan, bahkan bisa lebihi.

Inilah 5 kelas yang akan dipertandingkan di RAI-HIN Car Audio Contest 2022.  Bicara kelasnya memang di harga. Tak peduli apakah di satu kelasnya misalnya ada yang harganya paling murah, ternyata bisa juara.   Tentu faktor penataan dan tuning sangat berperan disini.  Disini tak ubahnya seperti di dunia home audio. Di home audio pun, dengan memutar satu software yang sama, anda bisa saja menemukan bahwa di perangkat yang lebih mahal  (milik teman anda misalnya) pun, suaranya belum tentu lebih bisa menghibur anda jika dibandingkan dengan sistem lain yang ternyata harga total jendralnya di bawah sistem mahal tadi. Soalnya, kembali kepada matching dan setting. Setting yang kurang baik bisa membuat barang mahal menjadi terasa seperti sampah bagi pemiliknya. Maka tak heran di kontes ini nantinya sesungguhnya adalah pertarungan para tuners tuners audio mobil. Baik yang professional maupun yang pengguna saja.

Masing-masing kelas ini tentu mengadu kualitas suara yang merupakan hasil dari tuning dengan penilaian mencakup banyak aspek, dengan prinsip fairness yang dijanjikan RAI. Namanya juga kontes SQ, maka akhirnya bukan hanya budget yang dinilai, tetapi lebih dari itu, adalah kualitas suara. Setidaknya kualitas suara menurut para judge dan head judge.

Best Value Award.

Sebenarnya ada lagi satu award khusus yang juga dinilai di kontes ini, yang RAI namakan dengan Best Value Budget Car Audio.  Ini menarik, karena bisa saja yang menang adalah seseorang yang walau harga total sistemnya di bawah peserta lain di kelasnya yang sama  tetapi tampilan suaranya lebih hebat. Artinya, ‘budget value’ sistemnya lebih tinggi dan layak dapat penghargaan. Jadi ini semacam penghargaan kepada mereka yang dengan modal lebih kecil tetapi kualitasnya tinggi (bisa saja jatuhnya seperti kita melihat kepada  price over performance ratio yang tinggi).

Ini tentunya sebuah penghargaan yang tak kalah bergengsi, karena akan sanggup membuktikan bagaimana kepintaran seorang installer merancang. Dengan akuratisasi setting yang jempolan, bisa membuktikan bahwa instalasi karyanya lebih hebat bahkan mengalahkan instalatir yang harga perangkat sistemnya diatas sistem instaler itu.

Plusnya Penilaian

Dalam penilaian di beberapa kontes audio mobil yang ada, ada beberapa parameter ‘lain’  yang tak ikut ternilai, misalnya tekstur(kita bisa bayangkan yang namanya tekstur ini dikatakan Wendo seperti mendengar  kulitnya drum. Saat dipukul terasa nuansa kulitnya. Sedangkan untuk gitar terasa nylon-nya misalnya). Di kontes RAI-HIN ini, tekstur pun dinilai. Lalu juga ada  penilaian komposisi tonal balance.

Asesoris, tidak dinilai?

Terlintas juga pertanyaan lain terkait  membuat sistem di dalam mobil, misalkan bagaimana dengan harga yang dibayar untuk akustik dan perkabelan? Bukankah keduanya merupakan bagian dari ‘belanja alat’? bahkan ada yang mengatakan, akustik itu adalah juga sistem audio. Menurut Wendo, akustik dan kabel tidak masuk dalam daftar biaya untuk kelas di kontes ini.

“Ini karena ada perbedaan atau variasinya yang begitu banyak bila kita hitung.  Di sisi lain, hal ini  juga agar tidak menghambat orang untuk berpikir kreatif tentang akustik. Keduanya dianggap sebagai asesori mobil  yang tak dihitung oleh RAI”kata Wendo.

Lima kelas yang dipertandingkan dalam waktu dua hari penyelenggaraan kontes ini tentu saja akan menarik banyak peminat audio mobil, baik yang sudah senior maupun yang masih terhitung pemula, untuk tampil. Seperti kami pernah katakan, sebuah barang baru, tentu menarik orang untuk merasakan bagaimana rasanya.

  • whathifi Indonesia/ 19042020.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here