BenQ punya sebuah model proyektor 4K UHD yang juga sudah ada di BenQ Indonesia. Modelnya, V7050i.
Proyektor ini bermain di resolusi 4K UHD. Ini artinya, bagi anda yang ingin menghadirkan bioskop atau home cinema keluarga dengan resolusi hingga empat kalinya resolusi High Definition, maka model ini boleh menjadi salah satu pilihan anda.
Selain untuk menonton film, V7050i juga dikatakan BenQ pas untuk main video game. Ini adalah proyektor ultra short throw projection. Artinya kita bisa dekatkan dia sangat dekat dengan layar sehingga tak perlu jauh jauh menempatkannya. Dan akibatnya, dia menghemat tempat dan tak perlu khawatir akan objek apapun yang lewat antara layar dengan proyektor.
Layarnya bisa mulai dari 80 hingga 120 inch. Ini tentu sebuah tayangan yang besar untuk bisa menghadirkan gambar yang besar, dengan resolusi 4K. Kita tinggal melengkapi sistem home theatre dengan tata suara yang dibuat besar (imersif), yakni dengan speaker multichannel dan pemutar 4K dan amplifier surround.
Mari kita tengok spesifikasi teknisnya. Ini adalah proyektor dengan tingkat keterangan 2500 ANSI Lumen. Dia dilengkapi teknologi HDR Pro dari HDR 10. Agar dapat mendeteksi konten HDR, tentu saja pemutar kita harusnya adalah pemutar 4K yang mengirimkan sebuah sinyal yang kompatibel dengan 4K HDR ke proyektor. Selain itu kabel versi HDMInya pun harus kompatibel dengan 4K HDR
Di spesifikasinya dikatakan bahwa dia digerakkan oleh DMD ECD dengan CinematicColor 98% DCI-P3. Menariknya, di fiturnya ada CinematicColor yang membuatnya dapat menampilkan warna warna seperti aslinya, dan disajikan murni sesuai dengan apa yang diinginkan oleh sang sutradara film.
Jika merujuk dari ‘cita-cita’ dari lahirnya konsep Cinematic color ini adalah untuk menghadirkan performa warna yang menakjubkan yang dihasilkan dari cakupan 98% ruang warna DCI-P3 super lebar, yang ditetapkan oleh Digital Cinema Institute untuk digunakan dalam film. Dengan ‘sertifikasi’ CinematicColor ini, menjadi semacam pengakuan bahwa model ini mampu mengakses warna yang jauh lebih banyak, dan memungkinkan objek tampil lebih realistis, dengan warna yang akurat dan gradasi yang halus.
Hal menarik lain di V7050i adalah di audionya. Dia dilengkapi 2 speaker virtual surround 5 Watt dan HDMI eARC. Dia mendukung audio eksternal dan punya dua HDMI 2.0b, audio return pada HDMI port2 dan SPDIF port. Yang menarik lain, proyektor ini diklaim mendukung video 3D.
Remote control
Proyektor ini hadir ke redaksi di pertengahan Maret ini. Di dalam kotak kemasan yang kami buka, ada satu unit proyektor, dua remote control, dua kabel power, buku manual dan satu dongle.Rupanya, BenQ telah melengkapi V7050i-nya ini dengan fitur seperti yang untuk smart TV, yakni dengan dongle Android TV QS1 dan juga remote TK700STi.
Yup, ada dua remote control. Rupanya, satu untuk kontrol proyektor sedang lainnya untuk fungsi remote control (secara Bluetooth) untuk android. Remote ini terhubung ke proyektor via Bluetooth dimana jika kita tekan dan tahan tombol mic di remote, kita bisa mulai voice search. Sebut saja satu hal yang ingin anda cari, misalkan ucapkan “play The Batman video”. Anda bisa saja bertanya pertanyaan umum tentu saja dalam Bahasa Inggris.
Mudah instalasinya
Pemasangan proyektor ini sangat mudah. Kami hanya perlu meletakkannya di depan layar dengan jarak begitu dekatnya, bahkan kurang dari satu meter. Kebetulan proyektor ini dilengkapi bar yang bisa anda tarik dan menjadi panduan jarak antara proyektor dan layar.
Proyektor ini dapat dipasang secara horizontal pada permukaan datar dan hanya mendukung proyeksi depan dan proyeksi belakang. Dia tidak dapat dipasang di langit-langit dan tidak mendukung proyeksi terbalik. Disini BenQ sangat menyarankan untuk menggunakan sebuah Light Resistant Screen (Layar Tahan Cahaya) untuk mendapatkan kualitas visual terbaik, terutama di lingkungan yang cukup terang. Layar Tahan Cahaya ini dapat meningkatkan kontras, kejernihan, dan kualitas visual secara keseluruhan. Meskipun lingkungan yang lebih gelap memungkinkan kualitas visual yang lebih baik.
Di awal kami tertarik dengan bagaimana penutup atau cover lensa membuka, dimana panel penutupnya bergerak lalu bersembunyi, dan terlihatlah lensa proyektor yang langsung menyorot. Ya, ini lah fitur fisik “sunroof” geser bermotor yang menutupi mekanisme lensa saat tidak digunakan.
Koneksi
Ada beberapa macam pilihan koneksi. Tetapi yang utama adalah dengan HDMI, dan yang menarik lagi, ada HDMI dari proyektor yang mendukung Audio Return Channel HDMI (eARC). V7050i disematkan dengan aplikasi Smart Control. Kami pun mengunduh BenQ Smart Control ini dari App Store (ternyata bisa juga melalui Google Play). Setelah terpasang, kami dapat mengontrol proyektor dengan ponsel dan memanfaatkan UI intuitifnya. Kami juga memakai dongle Android TV, dimana dongle ini terhubung ke port HDMI bertanda “HDMI 1”. Disini ada dua input HDMI, dimana satunya diperlukan untuk stik Android TV. Untuk koneksi, ternyata bisa juga memanfaatkan sebuah kabel USB yang disambungkan ke port USB bertanda “BenQ Dongle”
Koneksi lainnya adalah dengan internet. Untuk koneksi dengan internet, tentu kita perlu memperhitungkan berapa bandwidth layanan internet yang disediakan oleh router Wi-Fi kita di rumah dan berapa banyak perangkat nirkabel yang terhubung di lingkungan. V7050i memiliki saluran 2.4G dan 5G. Disini kita bisa saja perlu mengalihkan router Wi-Fi rumah dan saluran V7050i ke 5G agar koneksi yang lebih lancar.
Mari menonton
Kenikmatan darimana saja yang bisa dihadirkan V7050i? Di awal, kami memang memakai modem internet untuk menonton langsung film film di YouTube, tetap kemudian kami gunakan dongle yang diberikan dan kami colok di terminal HDMI di satu sisi dan terminal USB unit ini. Dari situ masuk ke YouTube dan Netflix dan kita bisa langsung menonton film film atau trailer trailer film terkini yang tengah dan akan diputar di bioskop. Kami putar pula film film 4K ‘ala’ YouTube. Walau resolusinya kalah tentu dengan bila kita memutarnya dari disc atau file, tentu saja tampilan 4K ala YouTube ini sudah maksimalnya YouTube.
Dari mana lagi filmnya? Ayo main streaming, misalnya dengan memainkan Netflix. Banyak film film bagus disitu. Anda bisa memakai browser Chrome laptop (Windows/Chrome/MacOS) lalu transmisikan secara nirkabel ke V7050i. Tentu saja V7050i dan laptop harus terhubung ke satu jaringan nirkabel yang sama menggunakan mode WLAN atau mode hotspot seluler, lalu kita pilih aplikasi “Wireless Projection” di layar beranda sebelum melakukan transmisi. Tetapi, bila kemudian anda sulit mengakses Netflix, padahal anda suka Netflix, lebih baik membeli stik streaming yang berbeda untuk digunakan dengan proyektor ini.
Selain dari streaming dan langsung dari YouTube, kami menonton film Dune di pemutar Samsung Blu-ray UHD UBD 8500 dimana terlihat sejumlah besar gambar HDR untuk proyektor yang menawan di harga ini. Kami mainkan sedikit kalibrasi, dengan juga mendapatkan kontras yang optimal, serta mempertahankan beberapa dinamika gambar yang sebanding dengan kinerja HDR. Untuk mendapatkan sajian warna yang akurat dan bersih, cukup mudah menavigasinya.
Ternyata kita juga bisa menonton dengan Apple TV, set-top box, console game atau laptop yang terhubung ke V7050i dengan kabel HDMI. Sayangnya kita tidak dapat mentransmisikan Netflix di V7050i melalui AirPlay karena isu hak cipta. Bisa juga memanfaatkan Chromecast, Roku atau Amazon Fire dengan memanfaatkan koneksi HDMI.
Fitur game
Apakah model ini bisa mendukung bila digunakan untuk gaming di rumah? Ini pertanyaan menarik karena seperti kami tulis diatas, BenQ juga membidik para gamer untuk memakai model ini di gaming mereka. Selain itu, ada HDR 10 padanya, maka sudah tentu untuk Game, gambar yang tampil punya kontras dan detil yang menarik mata, termasuk bila digunakan untuk game game RPG.
Sayangnya, tak ada Game Mode tampil dan model ini tak mendukung low input delay yang mana akan lebih baik bila ada sebagai pelengkap untuk game-game cepat seperti yang bergenre fighting dan adu tembak. Tetapi input lag-nya tertulis 83 milidetik dan diklaim termasuk input tinggi. Projector ini sendiri mendukung resolusi dari 480 p SD hingga 2160p UHED, dengan frame rate di atas 60 Hz. Dia juga sudah bisa untuk film 3D Full HD, dan kompatibel dengan kacamata 3D DLP-Link. Inilah yang juga menarik, sebagai penawar dari tak tampilnya low input delay tadi.
Gambar
Kami putarkan film 4K Dune dan The Greatest Showman. Kami sangat tertarik dan punya energi tersendiri ketika menyaksikan bagaimana warna warna disajikan dengan alami saja. Membantu inspirasi menonton seperti dari penampilan Zac Efron sebagai Phillip Carlyle yang benar-benar mewujudkan karakter transformatif. Di scene-scene awal, penonton sudah disuguhi banyak elemen cerah seperti saat kami melihat gaun dan kostum Zac Efron, Michelle Williams and Rebecca Ferguson. Warna warna putih Tingkat bayangan yang terjadi di sini sangat bagus, dimana kontrol cahayanya terbilang menawan, menghadirkan tekstur dan kedalaman tiga dimensi yang menarik dari proyektor ini. Kami suka akan bagaimana dia merepro detilnya panggung, juga helaian rambut Zendaya dan detilnya kostum jas dari Hugh Jackman (Barnum). Dalam scene dimana ada sajian interior ruang pun tersaji kesan indah dan mewah. Dia terampil dalam menyajikan warna dan detil objek. Juga dia begitu transparan dan ‘jujur’ dalam menampilkan konten 4K.
Di awal, menarik memperhatikan sunroof dari unit ini bergerak membuka, mempersilahkan lensa bekerja, ketika ada sumber gambar dan suara mengalirkan sinyalnya masuk ke proyektor. Kami dihadapkan kepada beberapa pilihan, khususnya di mode mode tertentu. Misalnya, ada Lamp Mode yang bisa diubah ke “SmartEco Mode”. Adanya perubahan in otomatis akan mengaktifkan fitur Dynamic Contrast. Disini cahaya bisa lebih dioptimalkan, sesuai kecerahan di layar, khususnya untuk film yang sarat dengan adegan terang dan gelap. Ada juga fitur Wide Color Gamut saat kita ada di HDR Filmmaker Mode. Menu ini ada di bawah menu Picture > Advanced > Wide Color Gamut. Anda dapat saja menonaktifkan Wide Color Gamut dalam mode gambar HDR10, dimana kecerahan puncak muncul hingga 100 nits.
Suara
Dari awal memutar The Greatest Showman lalu film film YouTube lalu dari disc, kami cukup kaget bagaimana proyektor ini juga mampu mengeluarkan suara yang cukup besar untuk sepasang speaker 5 Watt. Speaker 2 way (woofer dan tweeter) ini cukup tebal untuk inci sekecilnya. Midnya termasuk jernih. Tentu saja suaranya sangat terbatas. Sayangnya disini tidak ada koneksi HDMI eARC yang tentu bisa berguna bila ingin dihubungkan ke soundbar. Kita juga bisa memakai speakernya ini sebagai speaker Bluetooth, dengan menghubungkannya melalui Bluetooth Android TV.
Ini memang speaker untuk ‘emergency’ saja selama di ruang anda belum ada speaker multi channel khusus (yang terhubung ke amplifier surround) atau soundbar. Atau bila anda belum memasangkannya dengan sebuah soundbar. Idealnya, untuk proyektor sekaliber 4K, tentu suaranya perlu diperhebat dengan suara immersif yang keluar dari speaker berkonfigurasi multichannel (7.1 channel dan seterusnya).
Yang menarik, kami bisa memainkan setting suara dengan ekualiser built in untuk setting output suara sesuai yang kami suka. Menariknya lagi, dia punya mode suara berikut yang bisa kita pilih sesuai konten. Ada mode Standart, Theater, Music, Game dan Sport. Kami dapat mengubah mode suara dari menu OSD.
Kesimpulan
Akhirnya, proyektor ultra-short throw ini bisa jadi lebih menarik untuk tontonan pada sebuah layar besar dengan ukuran besar, lebih besar dari TV Anda. Dia lebih terang dari proyektor rata-rata dengan sumber cahaya laser, ukuran layar maksimum 120 inci. Fitur pengaturannya yang mudah. Kami suka akan sajian warna yang akurat dan bersih, serta detil dan tajam tanpa membuat mata cepat lelah. HDR-nya juga tampil menawan, dengan sajian kekontrasan diatas rata rata untuk proyektor sekelasnya.
Dia mudah dipasang dan punya fitur fleksibel. Kecerahannya cukup untuk menonton film, acara TV, atau acara olahraga dengan lampu ruangan menyala atau digelapkan. Dan dengan layar reflektif, gain cukup tinggi, dia mampu menyajikan gambar gambar dengan nuansa alami sesuai dengan sumbernya.