Webinar berjudul “Melihat Audio Eropa” berlangsung sudah di tanggal 20 Juli 2021 lalu. Ini adalah diskusi yang menghadirkan nara sumber dari Tasindo Audio, yakni Sentosa Salim, dan dari V2 Indonesia, Rudi Hidayat. Teman kali ini adalah sharing experience dari Salim dan Rudi saat mereka berkunjung ke pabrik atau ke showroom dari merk yang mereka pegang di Indonesia. Sebagai komentator, adalah Daud Pranoto, desainer speaker dan amplifier nusantara merk D-Audio.
Sentosa Salim adalah CEO Tasindo Audio, importir merk merk yang hampir semuanya berasal dari Eropa seperti ELAC, Extreme Audio, Synthesis, quadral, dan lain lain. Sedangkan Rudi Hidayat adalah CEO V2 Indonesia, yang memegang produk merk Sonos, KEF, Bluesound, Devialet dan lain lain di Indonesia.
Berikut adalah bagian dari rekaman zoom webinar ini saat keduanya memperkenalkan profil singkat Tasindo Audio dan V2 Indonesia :
Webinar berlangsung menarik dan dihadiri 84 partisipan, termasuk yang dari komunitas Facebook RAI (Rumah Audio Indonesia) dan dari IHEAC (Indonesia High End Audio Club), berlangsung selama 2.5 jam. Bagi anda yang tertarik untuk mengikuti video rekamannya, anda bisa mengklik link di bawah ini :
Passcodenya : r!Q+h7jA
Salah satu yang menarik adalah ketika Salim mengatakan bahwa rata rata kalau dia ihat di Eropa, brand brand ini memulainya dengan menjadi seorang DIY, khususnya di Italia. Tetapi yang menarik, mereka rata rata punya passion(semangat).
“ Saya lihat dari sana mereka beli parts dan semua punya alat tes. Semua parts ditest. Inilah yang kadang membuat harga jadi mahal karena tidak semua parts yang mereka beli itu kepakai. Yang membuat cost tinggi ya ini”
Salim kemudian mencontohkan sebuah pabrik yang karyawannya cuma tiga orang, yakni Synthesis. Menurutnya, merk ini membuat trafo sendiri dan lain lain umumnya membuat sendiri. Ruangannya pun hanya sekitar 100m2.Hanya saja, mereka lengkap dan juga punya infrastruktur yang rapi. Dan kelebihan mereka tentu, membeli komponen jauh lebih mudah ketimbang misalnya kita yang di Indonesia ini.
Berikut adalah pabrik dari Synthesis yang dikatakan Salim hanya memiliki 3 orang.
Salim juga bercerita tentang adanya merk lainnya yang ternyata punya side business. Misalnya ELAC yang selain membuat speaker, juga membuat alat elektronik lain, misalnya yang didesain khusus untuk digunakan di dalam mobil mewah Porsche. Juga membuat driver ribbon untuk digunakan mobil Panamera. Begitu pun dengan Trigon Audiio. Dibawah ini ada video dari ELAC yang kami peroleh di YouTube.
Dalam paparannya, Rudi Hidayat bercerita pengalamannya mengunjungi showroom Devialet di Perancis. Rudi juga sempat memutarkan video dari YouTube berupa kunjungan ke pabrik speaker KEF. Inilah salah satu video yang ditampilkan oleh Rudi.
Berbeda dengan Sentausa Salim yang saat ingin memegang sebuah produk luar, dia harus berkunjung ke pabriknya, melihat bagaimana ‘passion’ yang dia dapatkan setelah melihat langsung dan mendapat penjelasan dari principal, Rudi Hidayat lebih suka untuk melihat dahulu dengan mengunjungi showroom merk itu.
Ini digambarkannya seperti ketika dia berkunjung ke showroomnya KEF, sebelum kemudian memutuskan untuk memegang produk ini di Indonesia. Video di bawah ini adalah cuplikan video dari zoom dimana Rudi bercerita saat dia jalan jalan ke showroomnya KEF di Hongkong.
Bung Daud Pranoto dari D-Audio, komentator untuk acara webinar ini, tertarik akan satu paparan Salim tentang biaya produksi sebuah unit seperti speaker. Menurutnya, banyak faktor yang menentukan harga. Daud bahkan mengatakan bahwa yang membuatnya bersemangat untuk membuat produk audio adalah passion. Berikut videonya:
Demikian artikel laporan kami dari acara Webinar Melihat Audio Eropa ini. Terimakasih untuk teman teman yang telah hadir dan juga melihat artikel ini. Salam sehat dan sukses selalu