Tidal telah menempuh menjalani momentumnya sejak dia dirilis di bulan Maret 2015 lalu. Dan di tahun 2017, dia menjadi jasa streaming pertama yang menawarkan audio hi-res, berkat adopsinya ke teknologi MQA. Track hi-res (biasanya di 24 bit/96 kHz) ini disebut Tidal dengan ‘Tidal Masters’ awalnya ada 10 dari ratusan koleksi Tidal. Tetapi kini jumlahnya telah mencapai lebih dari satu juta, dan tersedia untuk para pelanggannya dengan harga langganannya 20 Poundsterling(370 ribu rupiah)per bulannya untuk paket track yang sekualits CD dengan tanpa ada biaya tambahan lagi. Tetapi Tidal kini sudah bermain jauh. Sudah lebih dari hanya sebagai pemutar h-res dalam pertandingan streaming musik, dibandingkan dengan apa yang ditawarkan kini oleh Qobuz dan Amazon yang menawarkan stream sekualitas CD.Apakah dengan demikian menjadikan Tidal ini sebagai yang nomor satu?
Stream hi-res dan sekualitas CD bukanlah semuanya dan bukan sampai disitu keistimewaan Tidal. Katalog tracknya yang berjumlah 60 jutaan ini juga tersedia dalam kualitas 360kbps untuk mereka yang berlangganan dengan biaya 10 poundsterling(sekitar 185 ribu rupiah) per bulannya untuk pelanggan Premium.
Ketersediaan Tidal juga tengah dikembangkan. Seperti bisa diakses melalui aplikasi desktop PC dan Macintosh, pemutar web dan aplikasi mobil berbasis Android dan iOS, bahkan Tidal baru baru ini berekspansi ke dalam aplikasinya Apple dan Android TV, dan Apple CarPlay. Aplikasi Tidal juga menjadi bagiand ari beberapa produk hifi network, seperti yang ditawarkan juga di perangkat Sonos, Bluesound dan Denon Heos, juga di pemutar Linn, McIntosh, Naim dan Cyrus. Chromecast juga didukung olehnya.
Walaupun Masters kini tersedia melalui Android dan iOS, masih ada beberapa komplikasi rupaya. Dengan mendengar di sebuah komputer, melalui output headphone 3.5mm-nya, atau melalui sebuah DAC yang terhubung dengannya (belum bisa MQA), dapat memberikan aplikasi desktop Tidal ini mengambil kelebihan tersendiri dalam hal decoding MQA, yang terbatas outputnyadi 24 bit/96kHz. Dengan kata lain, bahkan jika anda menstreaming sebuah file 192 kHz, dia akan dikemas ke hanya 96 kHz. Sama halnya, jika anda melakukan pairing perangkat berbasis Apple atau Android anda dengan sebuah DAC yang kompatibel dengan MQA, aplikasi iOS dan Android bisa melengkapi decoding file MQA’unfold’ yang pertama, dengan output streamingnya bisa maksimal mencapai 24 bit/96kHz.
Lebih jauh, bila anda tidak memiliki kit yang ada decoder MQA built in di dalamnya, maka resolusi nyata dari file file Master tadi masih menjadi sebuah misteri. Musik Master tadi bisa sulit untuk ditemukan juga, hanya track track minoritas (diseputar 450 album – yang bernilai) mudah ditemukan di aplikasi desktop Tidal – di tab ‘Home’ dibawah ‘Master Quality Audio Albums’.
Sedangkan jutaan Masters lainnya(seperti album remasternya Fleetwood Mac) terkubur diantara 60 juta lebih database track-nya Tidal, dan tidak ada cara untuk mencarinya secara khusus.
Subdivisi yang bermanfaat
Tidal telah membangun fitur ‘discovery’nya dengan 30 Master playlist khusus, seperti ‘Tidal Masters : New Arrivals dan Tidal Masters : Essentials’, dengan beberapa pilihan genre spesifik (Motown) dan artis spesifik (The Smiths). Playlist Masters ini menjadi ‘welcome addition’, tetapi kita masih ingin melihat sebuah bagian tertentu dengan skala yang lebih besar, yang dikategorikan sesuai genre atau era-nya, seperti yang ada di semua katalog Tidal.
Tak peduli, apakah anda mendengarkan suara sekualitas CD di 320 kbps atau streaming hi res, suara Tidal itu hebat dibandingkan pesaingnya. Larilah ke menu Sign up untuk Tidal HiFi jika anda mau. Sementara stream 320 kbps tak beda dengan Spotify dan Deezer dengan suara yang kaya dan full bodi yang distreaming dalam format lossless, tetapi dibandingkan disini dia lebih baik dalam sajian ruang dan timing yang lebih tight. Di album Sister Golden Air-nya America, kami menikmati chord gitar yang catchy dan full.
[…] sumber gambar:whathifi […]