Whathifi.id – Dalam deretan preamp-prosesor, baik untuk stereo maupun film, Altitude 32 termasuk kelas super high end. Dia diberikan senjata yang cukup banyak untuk sebuah prosesor dengan kemampuan audio 3D. Memainkan format surround Auro-3D, Dolby Atmos dan DTS:X.
Dengannya kita bisa melakukan mapping speaker yang memungkinkan anda dapat mengarahkan channel speaker ke output speaker tertentu dengan codec layout. Mengatur bass dengan mengatur setting untuk frekuensi LFE low pass untuk setiap subwoofer dan frekuensi high passuntuk setiap channel utama. Setting ini bisa dilakukan global (berlaku untuk semua channel) atau indifidual (per speaker). Bisa melakukan pengukuran speaker/ruang dengan mikrofon 3D Trinnov. Disini proesor bisa mengukur jarak speaker, level, dan frekuensi respon, mengakses posisi angular speaker(vertical dan horizontal). Melakukan kalibrasi mudah dengan hanya menekan sebuah tombol, dimana kita juga bisa menambah parametrik EQ untuk setiap speaker.
Dia bisa mendekoding hampir semua codec, kecuali DSD. Tetapi ini tak masalahah karena bnayak server dan pemutar disc bisa mengkonversi DSD ke PCM. Kedua, prosesing PCM-nya terbatas di 24/192. Tetapi untuk audiophile, resolusi ini cukuplah.
Dengan HDMInya dia bisa terhubung ke pemutar musik dan disc multichannel. Bisa memainkan file multichannel langsung melalui HDMI misalnya konten multichannel dari Qobuz. Dia bisa menerima sebuah input analog 7.1 channel dan mendapatkan multichannel ini melalui jalur ethernet atau LAN. Hebatnya lagi, bisa menstreaming melalui LAN. Dia sudah Roon-ready dan kompatibel penuh dengan teknologi distribusi audio RAAT(Roon Advanced Audio Transport). Bisa mengakses langsung halaman web Altitude 32. Dan disini ada MC Optimizer-nya Trinnov.
Kami putarkan The Greatest Showman, dan menikmati suaranya. Di beberapa soundtracknya, seperti This Is Me, menampilkan panggung suara yang megah. Setiap kali pemain sirkus mulai bernyanyi dan menari di depan penonton, penonton merasa seolah-olah berada di dalam film, duduk di bangku penonton, bernyanyi dan bertepuk tangan bersama mereka, “ini adalah pertunjukan terhebat!” Energi Hugh Jackman dan kegembiraan murni yang dia pancarkan dapat menular. Instrumen musik secara individual tersaji kuat, punya bobot, dengan kesan lebar, dan memberikan kesan musical yang akurat. Seperti juga track Come Alive dan Rewrite the Stars. Karakter musiknya yang kuat, kesannya tebal, dengan energi tersendiri, menjadikan film ini hidup. Inilah film musical dengan suara yang bergerak dinamik, memperlihatkan ruang yang lebar. Memperlihatkan kombinasi transparansi dan presisi yang karakternya dikelola Altitude 32. Di sisi lain, untuk musik, dia warm dan lovely. Termasuk di piano dan perkusi yang tersaji alami, tidak kuat kesan digitalnya. Dengan renditionnya Dolby Atmos, terkean ruang elbar dari arena sirkus, menyelimuti sisi belakangd an sisi sisi kami. Bahkan saat adegan sirkus di atas, suara bisa meluncur kebawah dan memutar.
Untuk sebuah prosesor home theatre maupun prosesor untuk musik 2 channel, Altitude 32 banyak memberikan kelebihan, dimulai dari saat menset up hal mendasar yakni mendefinisikan dan me-mapping channel channel output, pengaturan bass, pengukuran speaker, spesifikasi kurva target serta fungsi kalibrasi/ekualisasi. Dia juga bisa saja menyesuaikan suara sesuai selera/preferensi kita untuk aneka fungsi, seperti musik stereo dengan atau tanpa pengaturan bass. Juga mode mendengar untuk satu orang atau beberapa (grup) dengar. Fungsi menarik lain adalah penyimpanan aneka set kontrol, kalibrasi dan banyak Preset individual. Di sisi lain, karena dasar kerjanya adalah komputer, maka teknologi tata suara yang kini dia mainkan, mudah saja untuk diupdate melalui internet. Menjadikannya prosesor seumur hidup.
Hal diataslah yang membuat kami menganugerahkannya sebagai produk Editor Choice 2020