Dahulu orang mengenal istilah ‘memindahkan bioskop ke rumah’ karena film apa saja yang tersaji di bioskop bisa saja dinikmati di rumah dengan kualitas suara dan gambar yang sama walau untuk besarnya gambar tentu sulit.Tetapi apakah kesan warna, ambiens cahaya, suara dan lain lain sudah seperti yang diinginkan pembuat filmnya? Adalah sebuah mode gambar yang kini ada di TV TV 4K dan 8K, yang bernama Filmmaker Mode. Dengan memilih mode ini, maka kesan tampilan gambar akan seperti apa yang diinginkan sang sutradara film itu. Inilah mode kreatif para pembuat film yang dibuat selama produksi atau post produksi film itu. Tujuan Filmmaker Mode ini di model TV yang didukungnya adalah untuk memberikan sebuah tampilan konsisten sinematik gambar, tepat seperti yang diinginkan sang sutradara, baik dalam hal warna, kekontrasan, aspect ratio dan frame rate-nya. Bila di TV ada Filmmaker Mode, di projector ada CinematicColor yang merupakan mode untuk menampilkan warna sesuai yang diinginkan sang sutradara pembuat film di filmnya masing masing. Dan fitur CinematicColor ini ada pada projector BenQ W2700.
W2700 hadir ke dapur redaksi di Maret 2020 ini. Keistimewaan pertama yang jadi perhatian kami adalah harganya yang sangat terjangkau (alias murah) yakni di kisaran 29 juta rupiah. Bayangkan, di hari begini kita punya teknologi 4K dirumah dengan harga itu. Kita tinggal membeli pemutar 4K dan layar yang mampu menampilkan maksimal gambar 4K, untuk memiliki teknologi 4K di rumah.Film film Blu-ray 4K pun kini kian banyak saja judul judulnya yang ada di pasaran.
Dengan harga ini, apa saja yang ada dalam tubuhnya? Mari lihat yang pertama menawan hati, dengan adanya bekal teknologi CinematicColor tadi. Kita bisa mendapatkan color grading di film film 4K dengan fitur CinematicColor ini, untuk mendapatkan mode seperti apa yang menjadi keinginan sang sutradara film itu di filmnya. Ada lagi teknologi HDR-PRO yang merupakan optimalisasi dari HDR. Ini adalah teknologi optimalisasi tone mapping yang digunakan untuk konten konten HDR10.
Disini kami melihat kepada warna yang rupanya tengah habis habisan diperjuangkan BenQ.Warna menjadi pilihan BenQ karena dengan warna yang akurat, bisa membangkitkan aneka nuansa dalam film. Warna yang akurat bisa membantu penggambaran akan rasa sedih, gembira, romansa dan ketegangan dalam film. Disinilah para ‘tukang insinyur’nya BenQ yang telah mengantungi sertifikasi THX dan ISF menghadirkan warna gamut Rec.709 100% yang dikatakan BenQ untuk mendapatkan konsistensi di warna, sekaligus untuk dapat mencapai warna gamut DCI-P3 yang luas. Dengan Standar warna Rec. 709 yang diciptakan oleh ITU (International Telecommunication Union) untuk industri TV, film dan A/V, maka akan memastikan semua peralatan yang bermain di resolusi tinggi(HD) termasuk display, DVD, dan Blu-ray, akan menggunakan nada warna, resolusi, laju bingkai, dan spesifikasi video yang sama. Akibatnya, tidak ada beda persepsi warna lagi. Ini mengingat yang namanya persepsi warna dapat saja bersifat subjektif – misalnya jika teman anda melihat suatu objek sebagai yang berwarna merah, bisa saja anda malah melihatnya sebagai warna merah muda.
Model W2700 ini kabarnya merupakan satu model projector rumah DLP 4K berchip tunggal pertama yang diharapkan BenQ bisa menjadi hits di pasar home theater, khususnya untuk colour space yang lebar dari DCI-P3 seperti yang digunakan di sinema digital. Maka tak heranlah bila BenQ berani mengklaim sebagai satu-satunya merek dalam industri yang menerapkan standar tinggi dari nada warna dan kalibrasi gamma untuk melampaui standar Rec.709.
Ini adalah projector dengan Resolusi 4K UHD dengan 8.3 juta piksel yang masuk dalam seri CinePrime. Di fasilitasnya kami mendapati lensa yang dikatakan short throw. Ini artinya anda bisa meletakkannya sangat dekat dengan layar, bila memang ruangann anda terbatas. Zoomnya 1.3x dan memberikan ratio 1.13 – 1.47, sehingga untuk sebuah layar 120 inci, projector ini bisa diletakkan di jarak sekitar 3- 3.90 meter jauhnya dari layar itu. Dengan kata lain, untuk mendapatkan sebuah gambar dengan besar 120 inci (tentu saja dengan memakai layar 120 inci juga) projector ini harus diletakkan sekitar 3-3.96 meter dari layar.
W2700 juga memiliki kontrol pemroses gerakan di menu Cinema Master yang ada di bawah pilihan Advanced di menu Picture. Ada juga koreksi keystone yang dapat dilakukan dengan mengngunakan remote ini.
Di koneksinya ada dua soket HDMI 2.0(keduanya komplian v2.0b dan HDCP 2.2) dan port USB 3.0 aktif media reader untuk pembacaan media dengan bitrate tinggi, dan power jack USB. Ada pula satu jek output audio 35mm. Lalu ada sebuah trigger 12V untuk bersinkronisasi dengan layar elektrik(begitu projector menyala, layar akan turun. Tentu saja layarnya harus sudah motorized). Ada serial control port RS-232. Terminal belakang ini juga memadukan sebuah sound system dengan dua speaker 5 watt, dan proses CinemaMaster Audio +DSP. Ada juga output digital optikal audio dan stereo analog 3.5 milimeter.
Melihat CinematicColor
Saat ‘unboxing’ dengan membongkar unit ini dari box dusnya, bisa kami lakukan dengan cepat, dan begitu mudahnya projector ini kami tenteng menuju ruang demo home theater redaksi. Bobotnya ringan. Memasang dengan menghubungkannya ke pemutar lalu mensettingnya pun tak sulit. Kami letakkan unit ini diatas sebuah meja kecil di depan sofa tonton di ruang yang memiliki layar lebih dari 120 inci. Kami pasangkan dia dengan pemutar Blu-ray 4K Oppo dan memutar film Spiderman Far From Home dan Avengers, Infinity Wars, dimana keduanya adalah film 4K.Ultra HD. Kita tentu masih ingat, film film berlogo seperti ini berarti akan menayangkan gambar dengan resolusi Ultra HD dimana gambar yang ditayangkan punya resolusi 3840 x 2160, dan akan ditayangkan dengan projector BenQ yang punya micro mirror di chip DLP-nya.
Tak sulit memasang dan mensettingnya dan melakukan navigasi. Awalmya memainkan kaki atau feet yang memang bisa disetel. memainkan fokus manual, serta setting zoom dari lensa.
Projector ini dilengkapi sebuah remote control yang cukup menarik dengan lampu tombolnya yang berwarna jingga(orange), membuat kami mudah mengoperasikannya khususnya saat ruangan digelapkan. Dengan remote handy ini kita bisa bernavigasi. Bernavigasi untuk memainkan kecerahan gambar, juga kontras, penintaan warna dan ketajaman (sharpness)
Di film Avengers, kami mencoba memainkan setting untuk warna yang lebih kontras dan cerah dibandingkan pada posisi defaultnya. Kami coba melihat bagaimana rupa sajian warna di mode gambar standar yang ada, yakni
Dark Cinema, Cinema, Bright, Vivid TV, dan mode User/ISF Day dan mode Night. Kami lihat perbandingannya, misalnya dengan Dark Cinema, gambar akan terlihat punya kontras lebih baik dan detilnya tidak terlalu tajam diibandingkan mode lain. Pilihan Vivid TV kami rasa akan lebih pas bila digunakan untuk menonton dengan ruangan berpencahayaan redup(tidak gelap). Kami paling suka mode Cinema menyukai mode ini ketimbang lainnya karena kecenderungan karakter gambar yang disajikannnya lebih detil dan impresif, dengan sajian warna yang alami di sebuah layar berukuran 120 inci ini.
Ada kelebihan tersendiri dengan adanya teknologi HDR disini. Dengan HDR diset ke Auto, projector 2000 lumen ini langsung bekerja dengan otomatis mengoptimalkan penampilan. Karena ini adalah projector HDR, maka untuk film yang belum disertakan HDR, gambarnya bisa ssaja terlihat sedikit pucat oleh anda.
Ada beberapa mode enhancer yang kami asyik mainkan dan ubah ubah misalnya di menu Cinema Master, memainkan Color Enhancer dan Pixel Enhancer. Di menu ini juga ada Motion Enhancer. Dalam menyajikan warna warna palet, sajiannya tersimak akurat, sedikit lebih terang dan dinamik. Proyektor 4K UHD yang dibalut dengan teknologi DCI-P3/Rec.709 dan HDR PRO serta CinematicColor ini memungkinkan reproduksi warna yang termurni, tidak melewatkan detil perangkat keras yang terkait dengan pengambaran.
Hanya saja, fan projectornya masih sedikit terdengar. Tetapi ini dimaklumilah karena begitu film diputar, sudah tak terdengar. Maklum jugalah untuk ukuran projector seharga ini. Di suara, Ada 2 speaker 5 Watt di sasis BenQ W2700. Kami rasakan cukup terdengar baik untuk ukuran suara dari sebuah projector. Tentu saja anda sangat disarankan untuk memakai sound system tersendiri. Minimal memakai soundbar 2.1 channel. Dan bila ingin jauh lebih heboh, dengan nuansa seperti dalam nuansa theater, gunakan sound system khusus dengan speaker minimal bermain di 5.1 channel.
Pandangan positif kami akan beberapa hal diatas adalah dengan melihat harganya yang 29 juta rupiah(untuk sebuah projector seharga ini, maka teknologi dan tampilan gambar yang tersaji, termasuk istimewa).Dengan teknologi terkini yang ada, maka dia termasuk murah. Ditambah lagi dengan bobotnya yang ringan (di 4.2 kilogram dengan diameter 38 cm. Dia juga fleksibel, bisa anda letakkan di atas rak atau meja kecil didepan area tonton atau diposisikan pada belakang kepala penontonya. Kami yakin dia adalah projektor untuk aneka ruang,
Spesifikasi di W2700
Sistemnya single-chip DLP. Dilengkapi built-in 2 x 5W speaker dengan CineMaster Audio+; usia lampu maksimalnya di 4,000 jam (pemakaian normal), 10,000 jam (bila memakai mode Eco), 15,000 jam (SmartEco). Dengan ratio throw di 1.13-1.47:1 (di layar 100in pada jarak 2.5meter); CinematicColor yang diklaim mengkaver 95 persen DCI-P30; tone mapping HDR-Pro, MEMC Motion Enhancer; ISF Day/Night presets; lens shift 10 per cent vertikal. Harga : 29 juta rupiah.
Info : https://bit.ly/2UrFGuL