kontak

Apple mengklaim, hingga kini headphone merekalah yang terbaik sedunia. Tetapi disela banyak kelebihannya, AirPods juga punya kelemahan. Model keduanya telah lebih menaruh perhatian lebih besar kepada kualitas suara, tetapi tetap saja  suara yang mereka sajikan masih jauh dari menyampaikan kepuasan suara dari earbud wireless terbaik. Konsep satu ukuran, pas dengan semuanya, mungkin adalah cara pendekatan yag diambil Apple, tetapi untuk beberapa AirPods tidak semuanya sesuai. Dan tidak adanya fitur noise isolation membuat model Apple ini sesuai untuk beberapa skenario tertentu. Apple rupanya ingin mengarahkan aneka isuenya ini ke AirPods Pro.

 

Lebih Gemuk

Ada banyak kesamaan antara AirPods generasi kedua dengan dengan AirPods Pro yang berwarna putih glossy. Yang terlihat jelas perbedaannya adalah di tip silikon yang ada di AirPods baru, yang lebih pendek bila dibandingkan dengan rata rata earbuds kini. Bodi utamanya lebih besar, membuat Air Pods Pro lebih menyolok mata.

Bila AirPods bisa merespon bila bodinya disentuh (di’tap’), yang Pro punya bagian berbentuk batang yang ditempati oleh beberapa sensor. Sentuhan ke kedua batang akan menjeda atau melanjutkan track, penekanan ganda untuk maju track, teanan tiga kali akan melompat mundur.

AirPods Pro tetap melekat di telinga kami ketika pengetesan. Terasakan ringan (masing masing 5.4 gram) dan nyaman. Apple menyediakan tiga pasang tip, tetapi terkait fit ini bisa juga disiasati dengan Ear Tip Fit Test di menu Bluetooth iPhone.  Menu ini memainkan musik selama lima detik lalu melakukan analisa untuk mengidentifikasi apakah terjadi kebocoran suara. Indikasi warna hijau artinya seal nya bagus artinya siap memainkan musik. Tetapi jika dia mengidentifikasi sebuah issue, anda akan disarankan untuk mencoba tip yang lebih besar atau yang lebih kecil.

                 Apple Air Pod Pro

Noise Canceling Pro

Pros memang tidak terlalu masuk ke dalam kanal telinga dan dibandingkan dengan rata rata headphone in ear, dia tidak terlalu melakukan tekanan. Memakainya, kita seakan tidak tengah memakai in ear. Salah satu yang mendukungnya untuk ini adalah adanya ventilasi yang memungkinkan udara mengalir dengan baik antara telinga dan udara di luar. Selain itu, akan mengurangi perasaan tertekan di telinga. Inilah peran noise canceling yang meredam kebisingan.

Perubahan terbesar yang terlihat disini adalah noise canceling. Model Pro punya dua mikrofon. Satu mikrofon diletakkan di sisi  luar untuk mendeteksi noise yang masuk. Mic lainnya di sisi dalam  untuk mendeteksi noise yang berhasil menerabas segel(seal). Noise cancelling ini secara terus menerus menyesuaikan sebanyak 200 kali perdetiknya untuk melawan noise. Apple mengklaim, inilah satu satunya headphone yang melakukan pendekatan seperti ini.

Kabar baiknya adalah, usaha Apple ini terbilang efektif. Suara suara yang terbilang konstan, misalnya suara kereta api, dilenyapkan.  Sedangkan suara yang beragam polanya seperti suara orang orang mengobrol di sebuah kantor, bisa dikurangi levelnya sehingga terdengar seperti orang tengah berbisik. Apple rupanya tidak punya ketertarikan yang sangat besar akan tren mode noise cancelling.

Jangan dilupakan peran chip H1 yang memungkinkan Pro ini memiliki asisten suara (voice assistant) Apple walau kita juga bias mengaktifkan Siri dengan hanya melalui sebuah pinch (satu satunya cara untuk menyesuaikan volume tanpa perlu memegang henpon).

Batereinya diklaim  Apple mampu bertahan lima jam dan tambahan 19 jam dari charging case. Dicas lima menit saja, baterei akan kuat digunakan selama satu jam.

Bila ditinjau dari sisi suara, Apple dengan Pro-nya ini telah mengambil pendekatan yang tiak jauh berbeda dengan produk produk lainnya, yakni lebih mengejar yang namanya clarity dan tonal balance yang netral,  ketimbang bass yang solid dan punya bobot. AirPods Pros ini beda sekali suaranya dengan model Sony WF-1000XM3, yang terbilang lebih dinamik dan punya attack, tetapi karakternya yang terlihat ‘easy going’ ini kurang terkesan menyenangkan.

Tidak terasa tampilan bass yang tebal di mode Pro ini, tetapi disisi midrange, dia punya keistimewaan tersendiri dimana vocal yang disajikannya punya tekstur dan detil yang sangat kuat. Tampilan treble-nya pun punya ‘good sparkle’, tanpa terkesan terlalu bright.

Saat itu kami menguji Pros dengan mengaktifkan noise cancelling, dan mendengarkan lagu Belong dari R.E.M, melalui Tidal. Sebelumnya, bila kami non aktifkan noise cancelling ini, Pros menyajikan suara yang secara tonal, lebih kaya dan secara ritmik terasa lebih renyah (crispy). Ada kesan kehangatan lebih di vokalnya Michael Stipe. Juga punya tekstur lebih di bass dengan kohesi keseluruhan yang lebih besar.   Sedangkan bila noise cancellation diaktifkan, timing mainnya seperti kena pengaruh.

AirPods Pro ini di sisi kualitas suara belum cukup menandingi headphone headphone wireless noise canceling terbaik di kelasnya. Tetapi dalam hal kenyamanan penggunaan membuatnya dapat menjadi salah satu pilihan terbaik.  Dengan menggabungkan noise cancelling yang sangat baik dengan sebuah mode transparan yang memberikannya kesan alami sebagai earphone berjenis non-isolating, Apple AirPods ini sangat pas bila digunakan misalnya saat di pesawat, apalagi bila penerbangannya panjang.  Untuk sebagian penikmat, Pros bisa jadi headphone terbaik yang pernah digunakan.

 

Rating WhatHiFi.com

Suara : ****

Kenyamanan   *****

Konstruksi *****

Plus:

Nyaman digunakan

Noise canceling yang kuat

Suaranya balance dan easy going

 

Minus

Noise canceling mempengaruhi timing

Kurang ‘engaging’ bila dibandingkan dengan model rivalnya dari Sony

 

Simpulan :

Noise canceling di AirPods Pro ini tak terlalu istimewa di kualitas suara, tetapi nikmat digunakan

 

(Saduran dari review WhatHiFi edisi Desember 2019)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here