kontak

whathifi.id – Yamaha RX-A2A kami jumpai di Excellent Audio, mal Mangga Dua Jakarta. Ini memang bukan model yang paling baru dan bukan termahalnya Yamaha, tetapi dia bisa menjadi jantung sistem bioskop rumah kelas menengah anda. RX-A2A adalah bagian dari jajaran Aventage premiumnya Yamaha. ‘Aventage’( kependekan dari ‘AV entertainment for a new age’) ini punya tugas berat jadi untuk menghadirkan sebuah format suara mewah walau A2A.


AVR seharga 17.5 juta Rupiah ini menghadirkan fitur HDMI 2.1 melalui soket berbandwidth lebih rendah dari Aventage lainnya. Beberapa fitur ditangani secara native, sementara beberapa menggunakan teknologi Display Stream Compression(DSC). RX-A2A tentu perlu bekerja ekstra keras untuk membuat kami terkesan saat memutar film Avatar. Rentang Aventage telah mengalami perombakan estetika penu dibandingkan model sebelumnya, seperti layar tengah yang lebar dengan lampu dan logo kecil telah digantikan panel depan reflektif yang solid. Ada kontrol volume yang besar dengan tombol pilih input dan layar LCD teks besar di sebelah kanan.

Ada penutup untuk menyembunyikan input dan kontrol. Beberapa soket panel depan yang tersisa adalah jack headphone 6,3mm, port USB-A dengan pengisian daya 5V, dan jack mini untuk mencolokkan mikrofon – yang diperlukan untuk kita dapat melakukan kalibrasi otomatis dengan YPAO Yamaha. Meskipun bahannya tidak terasa sangat premium. Cukup ramping untuk ukuran sebuah AV receiver, dengan permukaan atas berventilasi.
Saat bernavigasi aneka menu dan settingnya, ternyata kita tidak harus mengakses menu layar penuh dari perangkat. Banyak (tetapi tidak semua) setting sistem dapat diakses menggunakan aplikasi MusicCast Yamaha, yang juga memungkinkan streaming resolusi tinggi dan lossless format musik termasuk Apple Lossless (ALAC) hingga 96kHz, WAV, FLAC atau AIFF hingga 192kHz. Kita pun dapat memainkan/memutar lagu dari penyedia layanan streaming termasuk Spotify, Tidal, Qobuz dan Deezer.

Untuk opsi pemutaran lainnya, ada juga AirPlay 2 dan Bluetooth (SBC / AAC). Dia kompatibel dengan Google Assistant dan Alexa untuk kontrol suara. Kalaupun aneka pilihan musik dari beberapa sumber itu terasa menjemukan, sesekali bermainlah tuner DAB+ dan FM/AM.

Kemasan rapi
Binding post untuk koneksi speaker berada di pelat belakang – relatif rapi dikemas dengan input HDMI yang kompatibel dengan eARC. Ada juga tiga input audio analog line level, satu input optik dan satu input koaksial. RX-A2A sudah bisa menangani sinyal 4K hingga 60 frame per detik, walau hingga saat ini software untuk ini masih sangat terbatas.
Dia juga mendukung format video HDR10 dan Dolby Vision – plus Dolby Atmos dan DTS:X untuk audio. Perlu disebutkan, bahwa Denon AVR-X2700H, yang lebih murah daripada Yamaha RX-A2A, mendukung semua fitur yang tercantum di atas, meskipun juga memerlukan perbaikan untuk bug Xbox 4K di 120Hz.
RX-A2A membawa tujuh channel daya full-range, masing-masing diberi 100W di 8 ohm dalam kondisi stereo, ditambah dua output subwoofer. Ini memungkinkan konfigurasi speaker 7.1 atau, jika anda lebih suka menggunakan decoding Dolby Atmos dan DTS:X yang didukung – yakni ke setting dengan konfigurasi 5.1.2 channel dengan dua speaker untuk height channel. Meskipun akan menyenangkan untuk memiliki dua saluran lagi untuk memungkinkan empat saluran ketinggian(height channel), sangat sedikit AVR yang bermain di kelas harga kisaran ini menawarkan hal demikian.
Salah satu trik yang menarik dari RX-A2A adalah kemampuannya untuk menyalakan sepasang speaker di ruangan lain bahkan ketika sistem speaker 7.1 atau 5.1.2 penuh terhubung di ruang utama. Hal ini dilakukan melalui Intelligent Power Amp Assign, yang mengalihkan daya dari dua speaker di ruang utama (bagian belakang di sistem 7.1 dan speaker tinggi depan di 5.1.2) saat Zona 2 diaktifkan.

Untuk ulasan ini, kami mendengarkan Yamaha dalam konfigurasi 5.1 channel dengan speaker Yamaha. Setelah mengonfigurasi sistem menggunakan YPAO (Yamaha Parametric room Acoustic Optimizer) untuk mengatur level dan jarak speaker secara otomatis, kami putar Avatar. Meskipun A2A menawarkan 17 mode suara DSP yang berbeda dengan nama-nama eksotis seperti ‘Hall in Munich’ dan ‘role playing game’, kami lebih memilih untuk mendengarkan dalam mode Pure-Direct dengan pemrosesan minimal.
Menyaksikan bagaimana dinamisnya dan jelasnya a frekuensi rendah yang punya pukulan dalam aksi eksplosif.
Dalam adegan yang bising seperti itu, dialog memiliki kejelasan yang kuat yang dengan mudah melibatkan pemirsa.
Di film terlihat dialog jelas, dan nuansanya pun diam untuk musik. Mengguratkan kedekatan dengan penontonnya.
Ada kecepatan dan serangan yang terkontrol. Secara keseluruhan gerakan musiknya dinamis.

RX A2A mmperlihatkan komitmen Yamaha dalam peningkatan teknologi yang akan membuat A2A tetap relevan di tahun-tahun mendatang, Lihat saja resolusi HDMI ke resolusi 4K. walau untuk bisa benar-benar memanfaatkannya tentu kita perlu memiliki lagi TV 4K, juga pemutar yang 4K, kabel HDMI yang main di 4K dan (yang masih sulit sekali didapat) – software 4K. Ada juga HDMI-CEC yang dengannya Anda dapat menggunakan remote TV untuk mengontrol receiver dan dengan demikian mengurangi jumlah remote yang harus Anda gunakan di home theater Anda.
Kemampuan bi-amp juga didukung jika Anda ingin mendorong rentang tinggi dan rendah channel depan dengan menggunakan amplifier independen dan kinerja panggung suara depan.

Terakhir ada dukungan untuk speaker nirkabel termasuk speaker surround MusicCast 20 dan MusicCast 50. Juga ada subwoofer MusicCast SUB 100 yang dapat Anda sambungkan ke unit. Dengan cara ini Anda tidak terikat oleh kabel dan Anda dapat menempatkan speaker di mana pun Anda inginkan di kamar Anda.
RX-A2A tidak menawarkan apa pun selain seri RX-V.

Kami menyukai tampilan suaranya yang bersih dan jernih dengan dialog yang terartikulasi jelas. Film Avatar digambarkan dengan nuansa kenerian, dan kehebohan yang mampu melibatkan diri dalam menonton. . Hanya saja dibandingkan empat seri sebelunya dari seri Reference, model di seri Reference lebih menghibur.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here