Coba sebut nama Chord Electronics, dan ingatan anda bisa jadi langsung melayang ke converter DAC-nya yang sudah punya kelas itu. Dan memang, perusahaan ini telah menempuh perjalanan cukup panjang dengan membuat serangkaian produk digital yang benar-benar luar biasa, khususnya selama beberapa dekade terakhir.
Begitu suksesnya Chord dengan DAC-nya sehingga mudah untuk melupakan sebuah fakta bahwa ia sebenarnya memulai kiprahnya dengan membuat produk amplifier. Dan kini dia muncul dengan produk barunya, berupa power amplifier stereo yang diberinya nama Ultima 5.
Biasanya, kami senang sekali bila meninjau sistem kombinasi lengkap pre amp dengan power amp, tetapi kali ini kami membuat pengecualian. Anehnya, Chord tidak membuat preamplifier yang kemudian harganya dibuat sebanding dengan harga Ultima 5. Sebaliknya, sebagian besar pembelinya malah tak ambil pusing, dan lebih suka menggunakan Chord DAVE DAC yang dikenal baik itu sebagai sebuah hub kontrol digital, yang juga dilengkapi fasilitas bila kita ingin mengubah volume dan input.
Lumrahlah ini yang menjadi alasannya, apalagi bila anda lebih suka mengoperasikan perangkat yang serba digital dan menghemat biaya yang cukup besar ketimbang bila dibandingkan dengan preamp analog khusus. Dengan cara ini, tentu kita bisa mengurangi jumlah kotak perangkat di sistem kita sekaligus juga menyederhanakan jalur sinyal. Tentu saja, pengaturan seperti ini hanya berfungsi bagus, misalnya jika DAVE melakukan tugas preamplifiernya dengan baik.
Beberapa merk pesaing mampu menandingi Chord dalam hal membuat tampilan visual yang berani – tetapi Chord disini menampilkan lampu LED yang mewah di bawah panel atas dan gaya ekstrovert lainnya,
membuat Ultima 5 menonjol di pasar yang kini umumnya bermain konservatif. Penampilan yang berani itu didukung oleh kualitas konstruksi yang benar-benar luar biasa, seperti yang memang diharapkan bisa tampil pada produk yang berada di titik harga ini.
Panel depannya tampil berupa lempengan aluminium yang biasa digunakan di pesawat (aircraft grade) setebal 28mm yang dibuat dengan rapi, dan setiap bagian dari amplifier ini, dari kaki silinder merek dagang hingga panel belakang – berfungsi ganda sebagai heatsink.
Lihatlah ke bagian dalamnya. Anda akan melihat, Ultima 5 berbeda dari kebanyakan pesaingnya. Salah satunya karena dia memakai pengaturan catu daya frekuensi tinggi yang tidak biasa dari Chord. Konsep ini membuat Chord tak perlu lagi trafo listrik konvensional yang besar konvensional dan kapasitor reservoir catu daya besar dan mengganti keduanya dengan sesuatu yang dianggap perusahaan lebih efisien, responsif, dan toleran terhadap beban. Ini adalah solusi ringkas yang merupakan inti dari DNA-nya Chord dan telah digunakan dalam konsep amplifiernya sejak awal.
Yang mengejutkan, dia memakai topologi sirkuit dual-feed-forward, yang diklaim menghasilkan suara yang lebih cepat dan lebih dinamis dengan transparansi yang lebih baik dibandingkan desain Chord generasi sebelumnya. Ultima 5 menggunakan tidak kurang dari 64 output device Mosfet, dan sebagai hasilnya, dia diklaim punya daya 300W per channel. Kami ragu apakah ada yang membutuhkan lebih banyak dari ini, tetapi kalaupun ada, selalu ada Ultima 2 yang 750W, dan Ultima 3 480W yang mono
Ada input stereo dalam rupa RCA single ended dan XLR balanced, ditambah satu set binding post untuk speaker multiway. Saat menguji, kami gunakan sistem pendukung, dimana sebagai sumber, ada streamer musik Naim ND555/555 PS DR dan turntable Technics SL-1000R/Kiseki Purple Heart MC yang terhubung ke Nagra Classic Phono (yang ternyata adalah sebuah phono stage). Kami juga gunakan preamplifier referensi kami, Burmester 088/911 Mk3, bersama digital controller Chord DAVE. Sebagai speaker, ada ATC SCM50. Juga kami gunakan bergantian dengan speaker floorstanding Wilson Benesch, Precision P2.0 dan sebuah speaker standmounter ProAc K1 sekedar untuk tujuan komparasi.
Bagaimana hasil uji kami? Laporannya ada di edisi IX WhatHiFi Indonesia, terbit di awal September 2021.