
IHEAC (Indonesia High End Audio Club) lama tak terdengar, khususnya karena di tahun 2020 lalu yang tidak menggelar IHEAC Audio Show, dan di 2021 pun tak ada isu bakal menggelar pameran yang menjadi agenda tahunannya ini. Inilah salah satu efek dari pandemic yang mengharuskan para pehobi audio untuk lebih baik stay di rumah. Tetapi gerak langkah IHEAC terus berlanjut, salah satunya ditandai dengan bertemunya para pengurus di Shangrila Hotel, Jakarta – 30 April 2021.

Pertemuan ini lebih kepada penandatanganan akte baru Yayasan IHEAC oleh para pengurusnya yang sebagian besar hadir, salah satunya adalah Herman Chandra, yang baru saja dipilih sebagai ketua barunya IHEAC. Tujuan lain, mengobati rindu antar pengurus khususnya untuk mengobrol walau tetap dengan protokol kesehatan yang ketat. WhatHiFi? sempat berbincang dengan Herman, yang menjelaskan misi kedepan IHEAC.
“Sebenarnya saya hanya melanjutkan footstep yang sudah ada dari sebelumnya dimana pak Teddy Hailamsah adalah ketuanya. Karena beliau penisun dan lebih banyak tinggal di Singapore, maka estafetnya dipercayakan kepada saya untuk melanjutkan”kata Herman
Apakah akan ada sedikit banyak perubahan misi atau visi kedepannya?
“Masih tetap kepada misi yang lama dimana berdirinya IHEAC itu adalah untuk memfasilitasi pehobi audio. Usaha ini terus dilakukan dan perlu berjalan dengan baik. Kedua, adalah untuk menjembatani diadakannya pameran. IHEAC adakan ini agar perserta bisa mendapatkan harga yang kompetitif di satu sisi, juga agar pebisnis bisa terus ikut berpameran”katanya.
Jadi, kapan IHEAC rencana berpameran lagi? Ditanya demikian, Herman belum berani memastikan kapan karena menanti kabar kondisi yang membaik.
“Agenda acara pameran sudah dibicarakan tetapi belum pasti rencananya kapan. Tahun (2021) ini sudah pasti tak memungkinkan. Tahun depan, kalau memang pedagang inginkan, kita bisa jalankan. Jadi pada dasarnya adalah kalau ada permintaan dari pedagang”kata Herman.
Herman lalu menyinggung juga tentang usaha IHEAC yang tetap akan merangkul para produsen audio lokal (DIY) agar industri mereka ini bisa terus berkembang. Rencana lain adalah usaha untuk pengembangan website IHEAC (www.piheac.com) yang lebih baik dengan wajah baru. Herman sempat menyinggung juga tentang kolom Buy and Sale di website yang

belakangan ini paling banyak disukai pehobi audio. Ini dianggapnya lumrah khususnya ketika para pehobi sudah ingin mengganti alatnya dengan yang baru, maka alat yang lama bila ingin dia jual, bisa melalui wadah ini.
Disinggung tentang keanggotaan IHEAC, menurut Herman anggota IHEAC kini yang terdaftar ada sekitar 1000an, tetapi status keanggotaan mereka ini kini belum lagi jelas. Maka, nantinya IHEAC akan menata ulang, termasuk tengah memikirkan formula bagaimana agar dengan menjadi anggota, akan memiliki privilege atau benefit tertentu di satu sisi, sementara di sisi lain juga tetap memberikan benefit untuk pebisnis.
IHEAC punya logo baru, dan tertera di logo ini, namanya tetap IHEAC atau Indonesia High End Audio Club yang tetap dipakai sebagai simbol.

Karena untuk penamaan di Yayasan ini tidak boleh memakai kata berbahasa Inggris, maka walau kata IHEAC tetap dipakai, singkatannya disepakati adalah : Indonesia Hobi Edukasi AUDIO COMUNITAS (disingkat IHEAC). Pemilihannya ini dengan mempertimbangkan tentang fungsi IHEAC yang memberi edukasi kepada anggota dan masyarakat, dengan tetap memperhatikan unsur audio di dalamnya.
Edukasi akan digunakan untuk mengembangkan pemula, termasuk juga produk lokal, misalnya dengan menggelar acara seperti IHEAC Talks. IHEAC Talks ini adalah wadah untuk mengedukasi pemain audio baru khususnya.
Terus semangat berkiprah IHEAC !