Jika Anda pehobi yang bermain turntable di rumah, atau setidaknya pernah tertarik pada turntable, pasti pernah mendengar tentang Rega dan Pro-Ject. Mereka adalah dua pemain terbesar dalam hal pemutar kelas pemula dan menengah, dengan puluhan tahun melahirkan produk terkemuka di kelasnya.
Kemungkinan besar, Anda juga pasti pernah mendengar tentang dek Rega Planar dan Pro-Ject Debut. Mereka merupakan salah dua pemutar dengan desain yang termasuk salah dua paling sukses dan paling disukai dari dua merek ternama ini. Masing-masing punya sejumlah penikmatnya sendiri, hingga mencapai posisi mereka seperti saat ini. Jika Anda menginginkan suara terbaik dengan harga yang berada di kelas harga menengah, di sinilah Anda perlu melihat kedua model ini.
Seperti biasa, mana yang terbaik untuk Anda akan sangat bergantung pada selera Anda. Ya, ini berkaitan dengan preferensi pribadi. Meskipun demikian, karena ini adalah dua pemutar terbaik yang pernah kami dengar di harga ini, paling tidak yang dapat kami lakukan adalah mempersenjatai Anda dengan informasi apa saja perbedaan diantara mereka.
Apa kesamaan lagu The Man Who Fell To Earth, lagu In The Key Of Life-nya Stevie Wonder dan Rega Planar 2? Mereka sama sama berusia 45 tahun pada tahun 2021 ini.
Pada tahun 1976, tiga tahun setelah pembuatan Rega, Planar 2 diluncurkan sebagai salah satu turntable yang menarik. Tonearm berbentuk S-nya kemudian diganti pada tahun 1984 dengan RB250 Rega. Lebih dari satu dekade kemudian, Planar 2 dihidupkan kembali dari tidurnya untuk merayakan ulang tahun Rega yang ke-40 – kali ini dengan nama ‘Planar’ yang tidak disingkat.
Planar 2 telah melakukan perjalanan yang cukup lama, sedemikian rupa sehingga di modelnya ini dia masih saja memakai apa yang dulu digunakan di versi aslinya, yakni belt atau sabuk penggerak dan dilengkapi cetakan plastic penutup debu.
Bisa saja anda tertarik akan adanya plinth (alas) berlaminasi akrilik – dan kini lebih kaku. Planar 2 seperti Planar 3, menampilkan lapisan mengkilap hitam atau putih yang lebih modern – dan tombol daya yang sekarang diletakkan di bawah plinth.
Ini adalah sistem berdesain sederhana tetapi cerdas, dengan kualitas konstruksi yang kokoh. Rega memang dikenal berhasil dalam bermain di kelompok harga ini. Perubahan yang tidak terlalu terlihat jelas ada di motor 24v-nya yang berkebisingan rendah, juga bantalan tengah yang baru dirancang, serta plat yang dinaikkan efek pengaruhnya, kali ini dengan desain kaca apung baru ‘Optiwhite’. Rega juga merancang kaki baru untuk meningkatkan stabilitas.
Bagaimana dengan lawannya, Project Debut Carbon Evo yang sosoknya terlihat di foto di bawah ini? Apa yang menarik darinya untuk bisa bersaing ketat dengan Planar 2?
Debut Carbon Evo dirilis sekitar tahun lalu. Dengan mengambil desain turntable yang paling populer dan mengubah hampir setiap aspek dibanding model sebelumya, seraya menaikkan harganya, bisa saja ini merupakan taktik permainan yang justru berbahaya bagi Pro-Ject. Akan tetapi Debut Carbon Evo terbilang unggul dalam keberaniannya mengambil risiko itu. Pro-Ject telah bekerja keras untuk menjadikan Debut terbarunya tidak saja sebagai pemimpin hebat di kelasnya, tetapi juga berpotensi menjadi pemain papan tengah yang stabil dan sulit terjangkau pesaingnya.
Akhirnya memang, bisa Anda akan temukan, keduanya memiliki beberapa nilai yang sama. Desainnya sama-sama minimalis – meskipun Pro-Ject menawarkan lebih banyak pilihan warna dan kesederhanaan serta kemudahan penggunaan. Masing masing hampir menyajikan tampilan panggung dengan kualitas yang tak jauh berbeda, tetapi dibandingkan dengan turntable kelas di bawahnya, mereka sanggup memperlihatkan beda di kelas suaranya.
Bagaimana kerasnya adu pesona mereka ini? Duel diantara mereka bisa anda saksikan di Edisi cetak majalah WhatHiFi Indonesia edisi VI/II/2021
Silahkan hubungi 0818699474 untuk infonya.