Rega dulu membuat DAC kelas atas yang disebut ‘io’. Penamaannya hampir pasti ada hubungan keluarga dengan kakaknya, Rega Brio yang luar biasa. Harganya sedikit lebih rendah dari setengah harga Brio. Berarti kerjanya bisa setengah kualitas kinerjanya Brio. Paslah dengan penggalan ‘io’ dari kata ‘Brio’.
What You See is What You Get
Perbedaan di antara kedua dua kotak perangkat ini juga terlihat dari ukuran fisiknya. Io lebarnya setengah lebar Brio. Begitu juga dalam hal kehalusan dekoratif dan akhirnya dalam beda kehalusan suaranya.
Sasis aluminium di setengah lebarnya terasa ringkas tetapi kokoh. Hal yang sama berlaku untuk remote control sederhana, dimana desainnya yang sederhana harus sesuai dengan beberapa model tradisionalis hi-fi.
Brio tampil dengan sajian panggung lebih besar dengan presentasi yang lebih halus. Dia menyuntikkan lebih banyak ruang di antara untaian musik dan menyampaikannya dengan lebih detail dan presisi. Dia melakukan apa yang seharusnya yang juga untuk membenarkan tingkat sajian yang ditampilkan io.
Di sisi lain, konsistensi Rega dalam hal komponen dan implementasinya membuat io langsung dikenali sebagai keturunan Brio. Faktanya, kami dapat mengulangi kata-kata yang sama ketika mengulas Brio, termasuk ‘rasa ritme yang luar biasa, dinamika yang menghentak; ketangkasan, detail dan kesenangan ‘.
Kami mainkan album Drake, Money In The Grave bersama Rick Ross. Terasalah karakter khas io, seperti kesan alami, yang mendorong bass jadi dominan ke depan. Ada kesan transparansi, kekayaan, dan kejelasan yang menuntut kita untuk memperhatikan tampilan yang disajikannya. Sementara itu, musikalitas bawaan amplifier terkesan ritmisnya…
(Baca lanjutannya di WhatHiFi? Indonesia edisi ke 7, di bulan Maret 2020)