Apa yang bakal ngetren di 2020? Adakah revolusi besar yang terjadi dalam orang menikmati hiburan audio dan video di rumah? Apakah tak berbeda jauh dengan kala 2019?
Pertanyaan ini seakan selalu menjadi menu keseharian kita jelang tutup tahun. Tentang apa yang akan tampil ke permukaan, dan apa yang perlahan pesonanya menyusut? Selalu saja pertanyaan ini muncul saat tahun baru akan berakhir. Bagaimana rupa dunia hiburan dalam rumah, stereo maupun home theater, dan hobi hobi lain di 2020 nanti?
Sebagian jawaban sepertinya memang lebih mengekor kepada apa yang terjadi di belahan dunia lainnya selain negeri kita, walau di dalam negeri sendiri ada pergeseran tren, perlahan mengikuti yang terjadi di belahan negeri Asia lainnya, atau Amerika Serikat, Eropa dan lain lain.
Jika kita ingin mencari tahu bagaimana tren kedepannya, baiknya memang melihat apa yang dipamerkan di pameran audio video terakhir.Sebut saja misalnya CES (Consumer Electronic Show) di Las Vegas setiap bulan Januari.
Kalau tentang audio konsumer dan juga sedikit tentang home theater dan stereo high end, jika ada waktu, mari jalan jalan, menengok apa yang tengah ‘in’ saat CES 2019. Lalu menengok, apa yang akan tampil di CES 2020 nanti. Jika khusus tentang high end audio, tengoklah pameran High End Audio di Munich, Jerman tahun 2019 lalu.Dan jangan dilupakan, pameran IHEAC Audio Video Show 2019 lalu di Jakarta.
Di CES 2019 lalu, beberapa yang ngetren bisa disebut, seperti :
*mobil dengan teknologi self-driving technology. Mobilnya bisa menyetir dirinya sendiri. Merk prototipenya, ada Audi, BMW, and Hyundai, juga Lincoln dan Mercedes.
*Datangnya teknologi 8K. Jadi bagi anda saat itu yang sudah membeli TV 4K, bisa saja agak kaget. Bahwa ternyata TV anda bukanlah TV yang paling ‘terkini’. Tetapi tentu saat membeli TV ini, dipikiran kita sudah terlintas,”Ah, paling tahun depan sudah lanjut ke 5K, 6K atau 8K bahkan”.
*kian berkembangnya wearable. Kita mengenal wearable dengan produk seperti smartwatch dan tracker fitness.
Alat yang membantu memonitor aktivitas dan kesehatan kita. Juga memberi saran dan membantu gerakan tubuh. Orang mendengar musik pun dengan mudahnya dapat memakai wearable ini.
* Masuk ke 5G. Teknologi komunikasi dibuat lebih maju lagi dengan teknologi ini, yang dianggap sebagai koneksi nirkabel generasi berikut.
* Meriahnya AI. Artificial intelligence, dengan fokus pada chip-nya dimana produsennya memasukkan AI ini di produknya untuk kian menambah pengalaman tonton.
Contohnya, TV menggunakan AI untuk mengubah setting gambar, tergantung kepada kondisi cahaya atau dimana posisi penonton di ruangan. Kamera memakai AI untuk memonitor kualitas gambar dan lain lain. AI juga perlahan akan dimasukkan dalam sebuah speaker wireless portable yang telah menerapkan konsep voice recognition.
Di perangkat audio, seperti yang portable, tampillah tren seperti berikut.
- Audio 3D. Teknologi audio 3D dan Spatial, menjadi salah satu tren terbesar di CES 2019 ini, yakni seperti Sony yang tampil dengan 360 Reality Audio. Video 3D boleh mati, tak berkembang. Tetapi audio 3D berkembang. Di perangkat rumah maupun di dalam mobil.
- Kian banyaknya audio portable dengan fitur noise-cancelling dan melabelkan diri dengan logo audio resolusi tinggi. Brand brand besar pun secara aktif mencari fitur apa yang dan menarik penikmat audio portable.Beberapa diantaranya telah memasukkan audio 3D atau spatial sebagai fitur barunya.
- Diisi dengan ramainya headphone kabel dan earbud wireless, dengan codec codec seperti aptX HD dan codec LDAC dari Sony yang menambah cantik suara audio wireless, serta kian kurang populernya banyak jek headphone oleh banyak smartphone flagship, menandakan dunia nirkabel lebih disukai di masa mendatang.
- Hal lain adalah soal ketahanan baterei yang dibuat lebih lama. Bahkan Airpods-nya Apple juga kini tengah menanti Apple AirPods 2 yang juga mengenjot kepopuleran dunia nirkabel murni audio.
Jika melihat CES 2020, maka isuenya yang akan tampil adalah seperti adu pesona antara Alexa-nya Amazon dengan Google Home, khususnya di bidang Artificial Intelligence (AI). Juga di speaker speaker pintar berbasis daya suara (voice powered) yang dianggap sangat berperan di kategori elektronik konsumer seperti smartphone tablet, komputer, TV dan pemutar video. Suara atau Voice dianggap sebagai ‘centre stage’ di CES 2020. Khususnya oleh Google. Lalu Samsung dengan home assistant yang dinamakannya Bixby, dan mengatakan bahwa semua TV-nya di tahun 2020 ini akan kompatibel an bisa dikontrol melalui perangkat suara di rumah. Tak perlu lagi remote control.
Tahun ini dipastikan juga dunia 5G akan kian ramai. Juga TV TV 4K dan 8K. Software dan algoritma yang ada akan dapat membuat kamera, TV TV 4K, dan perangkat lain kian pintar. Misalnya, bisa membantu kamera untuk mengambil foto dengan lebih baik, berbasiskan kepada kondisi pencahayaan saat anda melakukan shooting. Juga membantu TV menyesuaikan warna dan setting suara berbasiskan kepada apa yang anda tonton.
Antara TV dan speaker eksternal pun kian dibuat mudah tali persaudaraannya. Misalnya, beberapa waktu lalu, di Mandalay Bay hotel di Las Vegas, LG melakukan demo beberapa TV-nya yang telah mendapat sertifikasi WiSA(Wireless Speaker and Audio).
Disitu TV ini mengirimkan suara surround murni langsung ke sebuah set up speaker aktif 5.1 channel merk Klipsch. Tidak pakai kabel dan tidak perlu AV receiver. WiSA sendiri adalah standar sertifikasi dan teknologi yang dibuat oleh lembaga teknologi bernama Summit Wireless, yang menggunakan chipset khusus untuk menghasilkan audio resolusi tinggi yang dikatakan’sebening kristal’, untuk ditransmisikan secara nirkabel ke seperangkat surround atau stereo, tidak terkecuali speaker speaker Dolby Atmos dari sejumlah merk.
Demikianlah, tampaknya dengan melihat sejumlah opini dari pengamat, dunia di tahun 2020 akan ditandai dengan kian meriahnya dunia audio nirkabel. Lalu adanya konsumsi media tumbuh, brand perlu membuat konten audio lebih banyak lagi. Dan jangan dilupakan, peran perangkat mobile akan sangat tinggi di tahun depan. Banyak pabrikan, sebut saja misalnya Ericsson, yakin, sebagian dari konten video dan TV, akan dinikmati melalui perangkat mobile. “50% of all viewing will be done on a mobile screen.” Kata Ericsson. Perangkat seperti speaker Bluetooth, diyakininya akan kian dicari orang.
High End Audio
Pasar penikmat ini memang masih bergerak dari analog ke digital, tabung ke solid state. Tetapi kecenderungan orang untuk berbalik kembali ke analog masih cukup besar. Bahkan di negeri kita pun demikian, seperti terlihat dengan beberapa pehobi kini yang perlahan mengoleksi PH. Lalu diantara mereka ada tawar tawaran koleksi lama. Analog masih menyimpan pesonanya sendiri dan ternyata belum terkikis oleh digital. Dan kembali tampil model model retro restyling di beberapa model.
Digital pun bergerak perlahan. Kini beberapa pehobi di negeri kita perlahan bermain juga di audio berbasis file resolusi tinggi. Baik untuk dimainkan di perangkat portable maupun di home audio.
Yup, mereka mulai banyak yang bermain di streaming. Audio berbasis file ini jelas jelas menawarkan satu kelebihan, yakni kemudahan dalam mengoperasikannya. Juga lebih mudah untuk ditransfer alias dikopi. Lebih mudah disimpan.
Tetapi perkara pesona suara, masih fifty fifty, karena analog seperti kami katakan tadi, menyimpan pesonanya sendiri, khususnya bagi yang lebih suka. Rata rata penyukanya mengatakan, analog lebih punya roh atau hawa, punya emosi, punya ambience dan lain lain.
Di sisi lain, dunia high end audio ini selalu bergelut antara teknologi dan musik itu sendiri pada level kualitas rekaman yang tertinggi.Rekaman yang bisa menampilkan bagaimana dekatanya penikmat dengan sang artis yang ‘menyanyi’ di depannya, hasil dari balutan teknologi yang dimainkan sound engineer di dapur rekaman.
Dengan melihat bagaimana animo pasar, yang kami lihat seperti saat pameran IHEAC Audio Video Show 2019 lalu di Jakarta, juga melihat beberapa opini diseputar dunia high end audio dari penikmat dan pendapat di show show besar dunia, kami melihat bahwa trennya yang terlihat di 2020 adalah, penikmat lebih suka speaker besar di ruangan yang cukup besar, karena mereka punya budget memenuhi. Bahkan di kisaran 2 meter tingginya speaker.
Mereka shifting, main di file audio. Tetapi sebagian masih asyik di perangkat analog, walaupun mencampurnya dengan sistem digital. Dan bukan tidak mungkin, speaker speaker nirkabel berkualitas hi end, akan mulai masuk dalam dunia mereka. Karena apa? Karena lebih mudah diset up. Tak perlu pusing dengan kabel. Beberapa merk, seperti Dynaudio, sudah ada di negeri kita.
Di sisi lain, streaming akan kian dipilih, sebagai cara untuk mendengar musik. Disinilah speaker Bluetooth berperan.Dulu speaker ini kualitas suaranya dianggap belum memenuhi tetapi kini beda tentu.
Kini telah sanggup memainkan musik pada level decibel tinggi dengan tampilan bass yang lebih punya extension.Memakai driver driver berukuran besar dan tampil dalam konsep 3 way.
Di Home theater, konsep suara berbasis objek dengan menampilkan speaker speaker diatas kepala (overhead speaker) dan pola penempatan speaker lain, seperti yang ditampilkan oleh format Dolby Atmos- akan sering digunakan. Misalnya dengan format 7.1.4 seperti pada gambar di bawah ini.
Model model amplifier surround atau AV receiver yang disukai adalah yang sanggup memainkan pola channel lebih banyak. Kini saja, jumlah channelnya ada yang 13.2 channel, seperti yang dimainkan AVR Denon X8500H, dengan pola konfigurasi lebih banyak pilihannya. Misalkan saja pola konfigurasi speaker seperti yang dimainkan model amplifier Marantz AV8805 yang bermain di 7.2.6 atau 9.2.4 channel. Artinya, kita bisa saja memilih sebuah sistem 7.2 channel dengan 6 Atmos atau channel ketinggian(height channel), atau dengan sistem 9.2 dengan channel lebar depan atas dan 4 Atmos atau height channel. Terlihat bahwa enkoding Dolby Atmos bisa mendukung hingga konfigurasi 24.2.10.
Perkembangan lain adalah adanya protokol pengontrol suara(voice control) seperti Alexa Amazon dan Google Assistant yang ada tanda tanda masuk ke beberapa AV receiver. Maka kita bisa memakai keduanya untuk berbicara ke receiver dan mengontrolnya. Kini saja, kita bisa memakai sebuah perangkat Alexa untuk bekerjasama dengan produk seperti Harmony Hub, untuk mengontrol sistem kita, hingga 8 perangkat, melalui perintah suara(voice command).
Bukan tidak mungkin, di tahun 2020 ini orang sudah bisa memakai voice control keseluruh perangkat yang terhubung ke jaringan WiFi.Semuanya terintegrasi kedalam satu sistem, dimana masing masing terhubung ke yang lain melalui WiFi. Kita bisa mengontrol misalnya volume suara dari multiroom audio (whole house audio system) dan home theater hanya dengan berbicara ke henpon, tanpa perangkat tambahan apapun.
Demikianlah prediksi singkat tentang apa yang akan mengemuka di 2020 nanti khususnya dalam orang menikmati musik dan film di rumah.
Beberapa teknologi yang disebut di atas, mau tidak mau anda perlu kenali dan bahkan rasakan, misalnya yang namanya Bixby, Alexa atau Google Asistant.
Foto utama : Speaker aktif Meridian gt