kontak

1. Pro-Ject Primary E

Ini adalah dek turntable bergaya desain konvensional yang harganya paling terjangkau dari Pro-Ject. Desain E ini sekilas terlihat seperti kembarannya dek Pro-Ject Primary, yang pernah mendapat Award kami di tahun lalu. Keduanya walau terlihat kembar, punya beberapa perbedaan. Power supply Primary E  dibuat pada sebuah deck, dan tidak terpisah.  Finishingnya hanya ada warna hitam. Beda dengan Primary yang ada dalam warna merah atau putih.

Seperti yang anda harapkan, Primary E punya tampilan yang musikal. Disini terlihat bagaimana ambisi Primary E yang utama adalah untuk bisa menghibur. Dengan kekuatan konstruksi dan desainnya, E seakan memiliki modal main berupa energi dan semangat bermain.

Untuk penyuka musik yang baru saja bermain di perangkat vinyl, dan tak mau pusing dengan segala tetek bengek yang namanya fitur-fitur atau budget mahal mahal, bolehlah pilih model Primary E ini.

Pro-Ject Primary E ini menyatukan kualitas dan kenyamanan (convenience) yang memang merupakan tiket  untuk mendapatkan nuansa pengalaman dengar yang hidup dari  rekaman vinyl.

2. Rega Planar 1

Walau Planar 1 ini melakukan beberapa perubahan sekitar 18 bulan lalu, gaya khas British-nya tetap dipertahankannya. Perubahan itu memang perlu demi membuatnya tetap menjadi yang terbaik. Perubahan memang perlu demi membuatnya tetap menjadi yang terbaik.

Ini merupakan turntable entry level Rega pertama yang merumahkan sebuah motor AC synchronous 24v dengan sebuah pulley aluminium, sebagai contohnya. Memakai cartridge Rega Carbon yang didesain standar. Perusahaan ini mengklaim,pulley aluminium ini membuat noisenya rendah kestabilan kecepatannya lebih baik.

Angkatlah cakram dari dek turntable ini, dan terasalah kesan seakan pesaingnya yang kini ada seperti masih dalam tahap ‘latihan perang’, sedangkan dia sudah maju perang. Timing dari Pro-Ject ini terasa lambat memang, tetapi ini sengaja dibuat oleh Planar 1, karena tokh  cara Reinhard menyajikan nada nadanya di awal track, terasa smooth.

Tingkat presisi ini mengubah dan akhirnya kita mampu mendengar perbedaan di antara not not itu. Akhirnya, ukuran baiknya alat, bisa juga kita lihat dari seberapa lamanya kita betah mendengarkannya, karena merasa cocok dengan suaranya. Dalam hal ini, Planar 1 walau dianggap sebagai turntable entry level, ini adalah pemutar yang boleh jadi menjadi komponen terakhir untuk akan anda upgrade. 

3. Sony PS-HX500

Turntable yang mampu melakukan rekaman dan ripping kini sudah ada, seperti di   Sony PS-HX500  yang mampu merekam hingga sekualitas file DSD 5.6. Sony menyebutnya dengan  ‘hi-res turntable’,  Ini terlihat dari adanya logo audio hi-res di kemasannya.

Bagaimana cara kerjanya?   Turntable ini dilengkapi sebuah konverter  analog to digital di dalamnya, serta output USB tipe B, yang membuatnya bisa terhubung ke laptop atau input USB yang ada di komputer. Keduanya terhubung berkat software High Res Audio Recorder yang kompatibel dengan Windows dan Macintosh. Turntable Sony inilah yang merekam vinyl, dimana keluarannya bisa berupa file WAV (bisa sampai di 24 bit/192 kHz) atau file DSD (5.6 MHz).

Prosesnya begitu sederhana. Kita hanya perlu memilih format, lalu menekan  ‘record’ ketika vinyl mulai berputar. Pilih ‘stop’ saat selesai. Nah, anda sudah punya lagu berresolusi tinggi. Tentu saja, anda bisa membagi rekaman anda tadi kedalam beberapa track terpisah.

Tampilan sisi depannya terlihat minimalis. Sisi sisinya lurus, dengan desain plinth yang persegi  di sisi pojok, merupakan bentuk imaginasi tersendiri dari desainernya tentu. Ada keasyikan tersendiri tentunya bila kita melakukan ripping vinyl kita ini menjadi file resolusi tinggi, walau  memang kualitas suara rekaman dek  PS-HX500  ini tidaklah istimewa.

4. Audio Technica AT-LP 5x

Turntable pertama(original) Audio-Technica  AT-LP5 adalah turntable juara. Diluncurkan pertama kali tahun 2016, dia ini mengkombinasikan adanya solid engineering, fitur yang memang berguna dan suara yang hebat. Inilah yang menjadikan kami berani merekomendasikannya kepada  siapapun yang tengah mencari pemutar yang harganya terjangkau.

Maka, tak terlalu bikin kaget saat kami menjumpai Audio Technica  tidak mengubah resep formulanya di model barunya, LP5x ini. Tetapi kemudian kami temukan ada perubahan sedikit.

Turntable ini mudah untuk disetup. Kami mudah  saja meletakkan plater  lalu memasang headshell dan mengeset tracking weight  serta bias dalam waktu singkat. Sekitar 5 menit kemudian turntable ini pun sudah siap.

Kami mulai mendengarkannya dan tak lama kemudian menyadari bahwa suara model ini tidaklah semenarik model-model pendahulunya. Memang dia tampil dengan jernih dan secara kesan lihat, lebih menawan mata, tetapi tidak lebih menawan bagi mereka yang punya deck lebih tua.

5. Pro-Ject Juke Box E

Saat pertama  kali mata kami lekat memandang turntable baru dari Pro-ject yang bernama Juke Box E (JBE) ini, kami sempat berpikir, apa ini merk baru ? Dengan gaya retronya, mengingatkan kita akan model model turntable di sekitar tahun 1990an.  Tetapi kemudian kami ingat,  betapa telah lama tidak menjumpai yang namanya “music centre”.

Tentu saja, ini bukanlah sebuah music centre seperti yang biasa kita jumpai di akhir abad ke-20 ini. Dan, oh, yang ini  lebih kuat kesan  modernnya. Ini adalah pemutar atau sebutlah namanya dengan record player. Dibuat dengan berbasiskan kepada model turntable bernama Primary, dengan memakai cartridge Ortofon OM 5E, lalu penguat (25W perchannel di 8 Ohm) berikut sebuah receiver Bluetooth.

Ini adalah turntable yang mampu membawa sonic signature dari merk ini. Menariknya adalah pada bagaimana dia menyajikan soundstage yang lapang dan mampu memberi gambaran tentang posisi instrumen. Jika memperhatikan tonalnya,  JBE terasakan hangat dan netral, untuk ukuran sebuah turntable yang cukup murah ini.Repro midrangenya cukup detil.

Secara keseluruhan, tampilan suaranya terbilang hebat. Memang, inovasi JBE ini jarang kita temukan. Ini adalah sistem all in one yang menuntut beberapa kompromi.

6. Rega Planar 3 /Elys 2

Saat melihat sosok dari turntable Rega Planar 3 ini, kami jadi enggan berpikir tentang model model lain, khususnya untuk kami bandingkan dengannya. Rega Planar 3 yang asli diluncurkan di akhir tahun 1970-an. Dan ternyata Rega RP3 tidak banyak mengalami perubahan dalam penampilannya selama beberapa dekade kemudian.

Turntable mengalami beberapa perubahan kecil khususnya demi memperbaiki penampilan suaranya. Tetapi yang patut dicatat adalah  model di tahun 2016 lalu – dimana saat itu deck ini mengalami semacam revisi demi mendapatkan sebuah lompatan kualitas  suara yang hebat(misalnya bearing utama yang didesain ulang, arm tube, platter dan subplatter, lalu plinth yang lebih rigid, motor yang diupgrade dan feet baru).

Rega  mencoba  membuat modelnya ini bisa tampil lebih smooth. Ini berarti memberinya sebuah sapuan glossy – dalam warna hitam atau putih berlaminasi akrilik. Walaupun mengalami sejumlah pembaharuan, model Planar 3 tahun 2016 ini tetap mempertahankan satu hal, yakni kesederhanaan, sambil juga mengutamakan penampilan.

Pemutar ini pas untuk segala jenis musik. Kami memulainya dengan memutar Mozart, Piano Concerto No.20 In D Minor dan terkesan akan kepintaran pola pengaturan permainan dari Rega.  Setiap instrumen terasa berada sesuai di tempatnya masing masing dan bersuara dengan ukurannya masing masing, di tengah kerumitan dari musik seperti klasik ini.

7. Technics SL-1500C

Kelahiran kembali dari merk Technics cukup mencengangkan. Sejak 2014, brand ini telah merilis beberapa produk yang di pasar punya tingkat kesuksesan yang bervariasi. Dan kini dia punya model baru yang tampaknya juga bakal sukses di pasar, yakni   turntable  SL-1000R, diperkenalkan di awal 2018 lalu. Ini merupakan produk  yang cukup mengesankan dan kini telah menjadi pemutar referensi kami. Walau banyak yang mengatakannya sebagai model ‘high end’ kami lebih suka menyebutnya sebagai  model Technics yang affordable.

Model ini masih menerapkan  sebuah konsep direct-drive motor  core-less dengan sirkuit hebat yang mengatur kecepatan.  Punya sasis dengan tingkat redaman yang baik dan arm berbentuk huruf S dari perusahaan ini.

Secara keseluruhan, SL1500C terasa solid dan dibuat dengan engineering yang bagus. Kami tertarik untuk bertanya, mengapa permainan free playnya kurang optimal pada arm bearingnya dan akan gerakannya yang smooth.Kami juga suka akan kefleksibelannya dimana kita bisa mengubah ketinggian dari arm dengan begitu mudahnya.  Sesuatu yang bisa membantu mempermudah mendapatkan hasil maksimal dari aneka cartridge berbeda.

Model SL-1500C  menjadi salah satu sistem bersuara terbaik di harganya ini. Presentasinya bersih dan presisi, dan mampu menjadikan nada dengan impresif. Inilah kesan suara yang terlihat dari Technics SL-1500C. Dia tampil dengan sangat hebat.

8. Rega Planar 6 / Ania

Bukalah boks Rega  Planar 6 dan anda akan dapatkan sesuatu yng bisa saja membuat anda tak percaya karena beda dengan gaya gayanya Rega. Inilah dia. Ketika dia muncul pertama kali ini, kehadirannya ini dianggap sebagai sebuah langkah besar khususnya setelah dia memperlihatkan suaranya. Lebih bagus dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Model RP 6  ini datang dengan cartridge moving magnet Exact – dan pilihan itu masih ada di model ini (dengan harga £1200). Tetapi perusahaan ini lalu menawarkan sebuah varian dengan cartridge moving coil bernama Ania. Itulah yang kita miliki untuk pengujian disini.

Ada satu hal menarik lainnya, sajian dinamika ritmiknya mudah diikuti. Dan Ketika dia diam, benar benar diam imagingnya. Timingnya juga akurat. Kejernihan setiap instrumen disajikan sangat indah untuk didengar. Kami menyukai bagaimana Planar 6 /Ania tidak terkesan berteriak.

Desain sederhana Planar 6 ini terlihat cukup identik dengan sebagian besar model model turntable Rega yang  ada selama beberapa dekade. Hanya saja ada sedikit perubahan di gaya sentuhan yang bisa ditangkap sekilas. Juga sentuhan cat baru, dimana kami lebih  menyukai finishing matte-grey yang lebih menyita perhatian mata.

9. Rega Planar 8

Ketimbang melanjutkan atau meng-update model Rega Planar (RP) sebelumnya, RP 8 lebih suka mengambil inspirasi dari Rega Naiad. Coba lihat sosoknya. Desain kerangkanya  seperti memperlihatkan adanya  ide untuk meminimalisasi massa dari plinth-nya  seraya menaikan tingkat kekokohan(rigid)nya.

Disini plinthnya 30 persen lebih ringan dibandingkan yang digunakan pada model sebelumnya yang dibuat Rega. Rega percaya bahwa energi serap itu sebenarnya justru akan membuat tampilan musik  seperti kurang hidup.

Paket ini secara tonal punya level balance yang baik. Bila diinginkan, sajiannya bisa smooth, tetapi juga bisa menggigit, sesuai warna musiknya. Dalam istilah yang lebih ekstrim, kita masih bisa mendapatkan yang lebih lagi dalam cara model ini menyajikan authority dan bobotnya.

Kami senang akan tampilan stereo imagingnya yang stabil dan fokus. Disini pemutar melakukan rendering (merender) soundstage yang ekpansif dan mengunci instrumen instrumen dalam sebuah titik lokasi yang akurat, dimana kita bisa mengamati setiap warna instrumen dengan mudah dan jelas.

10. Rega Planar 10 / Apheta 3

Sama seperti Planar 8, model Rega Planar  10 terinspirasi dari model turntable flagship Naiad.  Buah dari inspirasi ini idealnya bisa menjadi sesuatu yang bisalah mendekati kualitas suara dari Naiad, walau harganya juga terbilang masih premium.

Ada desain cut-out plinth disini. Memakai material berupa bahan yang super ringan, Tancast 8, berupa campuran foam core polyurethane yang dikepit diantara dua layernya HPL (High Pressure Laminate). Idenya disini adalah untuk menciptakan sebuah base yang bermasa sangat rendah tetapi rigid yang diperlukan untuk mendukung elemen elemen berbeda dari deck.

Begitu indahnya desain main bearing Planar 10, seakan ini  murni merupakan hasil karya seni tersendiri. Mengunakan sebuah lembaran sebagai sub platter – dari bahan aluminium. Dia berputar dengan halus.

Kami suka akan sajiannya yang bobot dan punya authority di bassnya. Musik disajikan dengan brilian. Dia bisa tampil transparan. Di rekaman Orff, Carmina Burana  kian menampilkan kemampuan Rega dalam menyajikan soundstage yang punya layer layer dan ekpansif serta stabil. Presentasinya open. dan lapang, juga  tak perlu turntable ini bersusah payah.

11. VPI Prime

VPI Industries telah lama mengukir sejarah tersendiri dalam produksi turntable berkualitas dan bernilai tinggi. Produk buatan spesialis yang berbasis di kota New Jersey ini  tak pernah berharga murah, bahkan untuk model Prime yang ada di harga £4450 ini. Dia seakan ingin mengatakan, apa yang selayaknya bisa dilakukan oleh sebuah pemutar  high end seharga demikian. Tetapi akan lebih baik bila anda juga mendengar suara turntable yang kelas harganya sekitar dua kali pemutar VPI ini. Yang mengejutkan, untuk kelas harganya yang setingkat high end ini, harga ini sudah termasuk deck dan arm.

Kami terkesan akan kualitas konstruksi dan finishing dari Prime. Sasis kurvanya terbuat dari bahan MDF, yang dikaver dengan tekstur vinyl dan diperkuat dengan plat besi. Bagian kaki kakinya terbuat dari bahan Delrin (sebuah resin homopolymer acetal) dan ball bearing. Kaki Prime ini duduk di tempatnya, dan ampuh dalam menaikkan isolasi dari bagian pendukung turntable.

VPI mendisain unitnya dengan rigid dan platform  beresonansi rendah,, dan disarankan peletakannya jauh jauh dari speaker demi mendapatkan hasil suara yang bagus. Ini adalah deck yang ringkas dan cepat pemasangannya dan termasuk deck yang mudah untuk digunakan.

12. VPI Prime Signature

Menurut anda, apa merk turntable yang hingga saat ini masih disukai karena permainannya? Bagaimana dengan VPI, yang dikenal punya seri produk yang lebar dan sensible ? atau mungkin anda mau mencicipi model lain VPI, Prime Signature ini.

Yang jelas, ada suatu pemandangan baru, yakni  di  plinth, yang terbuat dari dua layer berbahan MDF yang disandwich dengan sebuah plat aluminum  demi memaksimalkan kekuatan damping dan kekokohannya. Deck ini didukun dengan empat kaki yang berguna untuk meningkatkan  isolasi, dimana housing motornya dibuat lebih tinggi untuk mengkompensasikan terhadap ketinggian ekstra dari plinth dan kaki-kaki barunya ini.

Housing motornya punya massa lebih tinggi ketimbang dengan yang model Prime. Ini artinya, dia punya resonansi lebih  rendah dan punya damping yang lebih tinggi. Akibatnya, energi yang diumpankan kembali ke dalam struktur deck, akan lebih kecil

Bagi anda yang lebih familiar dengan Prime, bisa mendengar suara yang punya authority serta sangat balanced . Kami mulai dengan memutar Four Tet There Is Love In You dan terlihatlah bagaimana suara Signature ini berada persis seperti yang biasa kita dengar di rumah. Tampilannya tebal, punchy dan solid. Kami bahkan belum pernah mendengar pemutar yang seharga demikian ini mampu menyampaikan suara yang indah ini. Ada banyak detil yang ditawarkan, dan semuanya ini terorganisasi dengan hebat. Jangan khawatir dengan timing. VPI ini mampu menyampaikan pola ritmik yang kaya di album ini.

13. SME Model 15A

SME punya catatan sejarah yang bagus. Perusahaan yang didirikan  tahun 1946  ini awalnya disebut sebut sebagai Scale Model Equipment Company. Sesuai namanya, perusahaan ini merancang dan memproduksi model rekayasa untuk  pameran dan perdagangan. Perusahaan ini lalu berkembang dengan memproduksi bagian-bagian pesawat secara presisi untuk dijual seperti ke Rolls Royce dan Hawker, kemudian ke industri medis, otomotif, Formula 1 dan dirgantara. Jadi ini bukan perusahaan hi-fi biasa. Coba saja anda lihat Model 15A yang digerakkan oleh belt drive ini. Kami lupa, kapan terakhir menguji sebuah turntable yang dibuat dengan konstruksi dan finishing yang sama hebat dengan model ini.

Kami pikir, pesaingnya tidaklah semampu dia dalam menyajikan suara yang terkomposisi, serta di sisi lain punya  dinamika dari rekaman klasik ini. Dia menyajikan presentasi berskala besar dimana  aneka instrumen yang ada di orkestra telah diaransir dengan begitu presisinya. Stereo imagenya bisa lebar dan deep,  juga stabil.

Hasilnya, suaranya detil, padat informasi. Kami rasa Model 15A ini kehilangan ekspresi dinamis di low level serta ketangkasan ritmis yang diperlukan untuk menyajikan genre musik. Dalam banyak hal, SME ini adalah produk yang paling impresif di ruangan kami selama bertahun tahun. Kualitas engineeringnya dikena termasuk yang tangguh, begitu juga suaranya. Punya control dan authority.

14. Technics SL-1000R

Beberapa merek  hifi diakui hebat oleh penikmatnya, misalnya merk Technics SL-1210  yang didesain untuk para Dj ini. Maka ketika turntable merk yang dulu dirintis oleh Panasonic ini – muncul kembali di tahun 2014 lalu, cukup mengembirakan, walau  tetap saja unit buatannya ini masih perlu diuji di pasar, seperti model SL 1000R ini.

Model ini termasuk  kelas atasnya Technics. Bodinya sangat berat, sekitar 40 kilogram, sehingga bisa jadi perlu dua orang untuk mengangkatnya. Jantung dari turntable ini terletak di direct drive motornya (dengan catu daya eksternal).  Inilah yang membedakannya dengan banyak turntable high end yang kini ada di pasar yang cenderung lebih memilih memakai belt. Alasan beda pemakaian di antara kedua sistem ini, berkisar kepada isu noise dan vibrasi yang dikaitkan dengan direct drive.

Turntable ini punya kaki yang berguna untuk mendukung fungsi isolasi dari sisi konstruksinya. Kaki atau feet ini terbuat  dari bahan karet silikon dan elemen microcell polymer dalam sebuah casing die cast. Kaki ini bisa disetel pilihan  ketinggiannya.  Keseluruhan konstruksi dan finishingnya terlihat menawan sesuai tingkat harganya, dimana SL 1000R ini punya aura kuat dalam menampilkan  kualitas dan detilnya. Technics sendiri juga sudah terhitung punya nama dalam hal desain arm. Yang digunakan disini adalah arm tube klasik berbentuk huruf S yang diambil dari model lamanya, tetapi yang ini terbuat dari magnesium yang dikatakan baik dalam hal karakteristik peredaman dan bobotnya.

Secara keseluruhan penampilannya terbangun juga dari noise floor yang rendah, yang seolah memperlihatkan bagaimana kualitas dari plinth-nya dan desain motornya. Noise floor yang rendah akan menunjang lahirnya ekspresi dinamis dan resolusi detil. Kami tertarik oleh sajian soundstaging stereonya yang ditampilkan dengan presisi dan fokus. Soundstage tersaji lebar  yang didukung dengan sajian instrumen yang fokus dan presisi. Inilah penampilan musikalnya SL-1000R.

15. Linn Klimax LP12

Tak terasa  40 tahun sudah usia Linn LP 12, sejak pertama kali model awal(asli)nya diperkenalkan oleh Linn. LP 12 pernah mencatat sejarah menarik ketika di tahun 1980an model ini menjadi pemutar premium yang dominan di pasar turntable di Inggris.  Pemutar berbasis belt drive ini juga sangat dikenal baik di Indonesia hingga kini. Kini, model ini dikenal sebagai salah satu model turntable hebat sedunia.Bagaimana dengan Klimax LP 12?

Selain penampilan fisiknya, model yang ini telah  tampil beda di beberapa bagiannya. Kabar baiknya adaah, semua pengubahan ini tetap dengan memperhatikan kesan retro di tampilannya, dan standarnya tetap tidak banyak berubah.   Dia datang betul betul dengan tampilan biasa tetapi menarik. Tak ada (disertakan) arm atau cartridge.  Ini lumrah saja, dan bukan jadi ukuran baik buruknya turntable. Model ini tersedia dalam satu atau lima plinth standar, yakni oak, cherry, black ash, rosenut atau walnut.

Turntable ini memang terkesan berharga mahal. Tetapi coba lihat. Kesan mahal ini akan sirna begitu anda amati dengan cermat sosoknya. Setiap bagian dari Klimax LP 12 ini dapat memperlihatkan bagaimana engineeringnya begitu cermat dibuat, dibalut dengan finishing berlevel tinggi.

Kami lalu mencoba Beethoven, Fifth Symphony dan Klimax pun memperlihatkan kesan suaranya yang lebih familiar. Suaranya lebih besar di skala dan power serta punya passion. Soundstaging yang disajikannya menawan. Presentasinya memperlihatkan bahwa tidak ada penekanan pada kedalaman image yang kami dengar dari kombinasi pesaing ini, tetapi Linn menampilkan panggung yang lebih proporsional, besar, presisi. Secara tonal, sajian di sistem kami memang sedikit ringan, tetapi tidak demikian begitu Klimax masuk dan bernyanyi.

 

Begitulah ulasan singkat dari ke-15 “Adu hebat turntable terbaru” ini. jika penasaran ingin review versi lengkap, bisa disimak pada What-Hifi edisi cetak Juli-Agustus…. Ciao.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here